Huanhuan memperhatikan cacing-cacing di depannya mundur seperti ombak, dan tali-tali kecemasan di hatinya akhirnya menjadi santai.
Dia mengelap keringat dingin yang ternyata tidak ada dan berpaling untuk melihat pria tampan di sampingnya. Dia menghela nafas panjang. "Si Kecil Nakal, untung kau menolongku. Kalau tidak, aku pasti sudah ketakutan setengah mati!"
Mata sistem tertutup oleh tabir sutra hiu putih, dan rambut panjang emasnya secerah dan sehalus sinar bulan. Dia terlihat persis seperti Nabi!
Dia mengangkat tangan dan menyentuh kepalanya. "Ini adalah mimpi. Semuanya palsu. Kamu tidak perlu takut."
Cacing-cacing itu terlalu nyata. Dia tidak menyangka mereka adalah palsu.
Huanhuan merasakan ketakutan yang masih tersisa. "Kenapa aku berada dalam mimpi lagi?"
"Kau sedang dikendalikan oleh seseorang."
Huanhuan terkejut sejenak. Dia mengingat apa yang terjadi sebelum dia tertidur dan langsung terpikirkan gelas air yang diberikan Nabi padanya.