Rumah ini tidak memiliki toilet, hanya sebuah ember kayu dengan tutup. Huanhuan menggunakannya sebagai toilet darurat dan diletakkan di sudut ruangan.
Bai Di menggendongnya dan membuka tutupnya dengan satu tangan. "Silakan pipis."
Bagaimana dia bisa pipis saat sedang dipeluk? Dia bukan anak-anak. Posisi ini terlalu memalukan!
Huanhuan memerah karena malu dan mendorong dadanya. "Turunkan aku. Aku bisa melakukannya sendiri."
Tapi Bai Di berkata, "Gelap. Kamu tidak bisa melihat dengan jelas. Lebih aman kalau aku yang memegangmu."
Huanhuan tidak mau.
Akhirnya, Bai Di tidak punya pilihan selain melepasnya.
Huanhuan berkata, "Pergi dan membelakangiku. Jangan lihat aku."
Bai Di mundur dua langkah, lalu membelakangi.
Huanhuan duduk di ember dan berkata pada Bai Di, "Tutup telingamu juga. Jangan dengarkan apapun."
Bai Di tidak punya pilihan selain menutup telinganya. "Aku tidak bisa mendengarmu lagi."
Baru kemudian Huanhuan berani pipis.