ketika Arman sampai di minimarket Alfa itu , Jenny sudah menunggu di di pinggir jalan. Gadis itu melambai dan segera masuk ke mobil begitu mobil itu berhenti. Tangannya mengapit helm di ketiak.
"Apa yang terjadi?" tanya Jenny sambil memandang Banu yang tergolek di bangku belakang. "Kenapa bisa Banu jadi korban bius sapu tangannya sendiri?"
"Aku juga tidak mengerti," jawab Arman dengan raut wajah bingung. "Bukankah perempuan itu gila? Menapa si Banu bisa dikalahkan oleh perempuan yang kurang waras? Memang dasar anak buahku tidak ada yang becus!"
Arman terus menggerutu sambil menatap jalanan di depannya.
"Kita kabur saja yuk?" cetus Arman tiba-tiba.
Jenny mengejutkan kening. Ini tidak seperti Arman yang dia kenal. Arman yang biasanya bermental baja dan bisa menghadapi semua kesulitan. Belum pernah aman menyerah seperti ini selama lebih sepuluh tahun Jenny mengenalnya.