Pak Tresno datang ke kota Kalimantan dengan tenang, tanpa mengganggu siapapun, ia membawa kedua keponakannya dan langsung pindah ke rumah baru Tara.
Pada hari pernikahan putranya, dia membawa kedua keponakannya untuk tinggal di rumah tua putranya.
Dia tidak ingin mengganggu putra dan menantunya, lebih baik dia tinggal di tempat lain pada malam kamar pengantin pasangan muda. Ia pun ingin memeluk cucunya lebih cepat. Dia ingin agar Fitri bisa segera mempunyai anak
Pak Tresno mengunjungi rumah baru putranya dan mengangguk puas: "Rumah ini dibangun dengan baik, dengan fasilitas lengkap, dan pemanas. Sangat cocok untuk tempat tinggal, dan nyaman untuk ditinggali."
Tara tersenyum dan berkata, "Jenis kamar ini sebenarnya dirancang oleh Fitri. Rumahnya di pedesaan dibangun seperti ini. Saya melihatnya dan membangunnya menurut gaya, hanya sedikit bergerak."