Kali ini kemarahan sudah menumpuk dalam dadanya. Pikirannya sudah tidak bisa lagi berpikir positif. Dia ingin sekali membuat Selo menangis karena pukulannya. Tapi apa daya, dia tidak bisa melakukan hal itu. Sean menutup matanya kembali. Tangannya mengepal begitu karena dia begitu marah pada sang adik dan kekasihnya, atas apa yang dia lakukan, Sean merasa sakit melihat kejadian barusan.
Sebagai seorang kekasih nomor dua. Sean hanya bisa terdiam dengan semua kegelisahan yang ada. Dia mencoba untuk sabar dan menikmati semua aura kecemburuan itu. Hatinya tercabik dan merasa sangat perih. Sean akhirnya hanya bisa terdiam dalam selimut kecemburuan yang mendera.