Saat ini jenazah Jefri akan segera diberangkatkan ke pemakaman setelah sebelumnya di do'akan, dibawa ke mesjid untuk dishalatkan lalu kemudian di bawa ke pemakaman.
Selin masih berharap kalau hari ini adalah mimpi buruk dan ingin segera terbangun. Bibir matanya cukup bengkak akibat tangisan yang tak mau berhenti.
Semua orang kini tampak mulai tenang saat jenazah Jefri telah masuk ke liang lahat dan dikubur. Akhirnya, perjalanan kehidupan Jefri berakhir sampai di sini. Tak pernah disangka kalau dirinya akan menyusul sang anak yang sudah terlebih dahulu gugur dalam kandungan Jeni.
Jeni menatap pusara suaminya, tanpa bisa mendekat. Di sana ada Selin dan Sindi yang lebih berhak atas kedudukannya.
Satu-persatu orang-orang yang berada di pemakaman mulai pergi. Hanya tinggal keluarga inti saat ini.
"Kita pulang sekarang ya, Mah," ajak Wili pada mamahnya seraya membantu berdiri.
"Mba kita pulang ya," ajak Wili pada kakak iparnya.