"Perutku sakit, Mba. Rasanya perih seperti terluka. Aku juga merasa ada cairan yang keluar dari organ intimku," ungkap Jeni dengan raut wajah kesakitan.
Selin lebih mendekat ke arah Jeni dan memeluknya dari samping seraya mengusap punggung Jeni.
"Sabar ya. Semua akan baik-baik saja. Secepatnya kamu akan segera membaik," ucap Selin menenangkan perasaan Jeni. Entah kenapa ia masih merasa takut kalau Jeni akan terkejut jika mengetahui telah kehilangan kandungannya.
"Kenapa bisa terjadi seperti ini, Jen?" tanya Selin dengan nada suara yang lembut. Ia duduk di dekat Jeni berusaha menjadi teman terdekatnya.
"Aku tidak tahu, Mba. Yang aku ingat. Saat itu aku tengah menyebrang dan tanpa disadari ada benda telah menabraku. Aku rasa itu mobil. Setelah itu aku tidak tahu lagi," jawab Jeni masih lesu. Ia masih saja memegang perutnya. Teriakan histerisnya tadi membuat Jeni merasa sakit pada bagian perutnya.