'Mas, aku tahu kamu bisa melihat kesedihan ini saat melihatmu. Sadarlah, Mas. Bangunlah. Buka mata kamu, Mas. Aku ingin melihat senyuman kamu. Aku janji tak akan marah lagi. Aku sudah memaafkan kamu, Mas.' Jeni membatin lirih di dalam hatinya.
Jeni memang hanya bisa menatap dari balik kaca saja, walau sesekali ia masuk ke dalam untuk sekedar memegang tangan Wili, membisikan kata-kata namun lagi-lagi dia selalu tak bisa menahan kesedihan saat berada lebih dekat dengan suaminya.
Hari berganti terasa lama, seminggu sudah di rumah sakit mengharap kesembuhan Wili. Namun putra bungsu Azhari itu masih saja belum menunjukan tanda-tanda akan sadar. Wili masih saja koma. Kelopak mata yang masih tertutup rapat di ruang ICU.
Hari ini juga Jeni kembali ditemani Sindi, mertuanya. Di sana juga terlihat ada Dewi yang turut serta menemani Jeni yang tengah dirundung duka nestapa.