Pilu memang jika Jeni harus mengingat-ingat kembali kisah hidupnya yang terasa suram. Namun semenjak bersama Wili ia baru melihat ada masa depan yang cerah di depannya. Akan tetapi, semuanya terasa musnah saat pengakuan Wili atas penyebab meninggalkan Karin yang membuat isi hati Jeni hancur dan terluka.
"Jeni!" Dewi memanggil Jeni dengan suara nafas berat mengiringi bada bicaranya.
Jeni menoleh ke belakang, ia memastikan ke sumber suara. Suara yang ternyata adalah Dewi yang tengah memasang wajah cemas di dekat Jeni.
Hanya ada beberapa orang di dekat mereka itu pun dengan jarak yang cukup jauh.
"Ada apa, Dewi?" Jeni bertanya. Ia segera menghapus air mata yang telah membasahi pipinya siang ini.
"Wili kritis! Ia kini tengah ditangani Dokter di ruang ICU," lapor Dewi dengan gugup dan tergesa-gesa.
"Ya Tuhan!"
Air mata yang baru saja dihapus Jeni, kini kembali menetes kembali di pipinya. Keadaan suaminya saat ini bahkan berada antara hidup dan mati.