Mereka berdua tak sadar kalau dibalik ruangan, ada Mery yang tengah membersihkan lantai. Mery tercengang, ia tak sengaja mendengar dengan jelas perbincangan kedua majikannya yang ternyata cukup mengejutkan.
Mery kini berdiri sambil menempelkan tubuhnya dibalik dinding rumah. Ia tak menyangka kalau majikannya sendiri yang ternyata telah membakar rumah Jeni.
Isi dada Mery terlihat kembang kempis mengatur nafas yang tak beraturan. Dia masih saja tercengang mendengar percakapan kedua majikannya tadi. Tentu Mery merasa kasihan kepada Jeni yang selama ini telah ia anggap sebagai saudaranya sendiri.
'Mengapa Tuan Wili kejam sekali pada Nona Jeni? Apa Non Jeni tahu dengan ulah Tuan Wili?' Mery bertanya-tanya dalam hatinya.
Lalu ia segera membalikan badan melanjutkan kembali pekerjaannya walau isi dadanya terasa lemas.
Sementara Jeni yang saat ini tengah berada di dalam mobil masih dalam perjalanan menuju restaurant yang ada di Bogor.