Hari ini tepat dua minggu telah berlalunya kejadian pahit itu. Saat ini, Jeni mulai legowo dengan keadaan yang ada tanpa ada kabar lagi dari Wili. Dia sudah bersiap-siap dengan berpakaian rapi. Sepertinya akan pergi.
"Non Jeni mau kemana?" Mery bertanya sedikit terperangah.
"Saya akan ke Jakarta. Saya ingin ke makam, Mamah." Jeni menjawab datar. Sulit baginya saat ini untuk tersenyum. Bibirnya tampak beradu tanpa bisa melebarkan senyum.
"Hati-hati di jalan ya, Non," ucap Mery dengan rasa perhatiannya.
Jeni kemudian berjalan menuju kendaraan roda empatnya yang selalu terparkir di garasi depan. Ia melajukan kendaraan roda empatnya dan menuju jalan ke arah Jakarta.
Sudah lama Jeni tak ke makam mamahnya. Ia sangat rindu dengan mamahnya. Dalam hatinya mengandai-andai selalu. Andai saja Karin masih ada di dekatnya. Tentu ia tak akan sendirian seperti saat ini. Saat ini seakan tak ada lagi tempatnya mengadu.