Namun Sindi tetap dengan keteguhannya.
"Pergi kamu dari sini sekarang!" usir Sindi dengan tegas tanpa mau perduli dengan ucapan Wili yang memelas.
"Mah, aku mohon jangan seperti ini, Mah. Beri aku dan Jeni kesempatan memperbaiki diri," pinta Wili menatap sedu wajah mamahnya, namun tetap saja Sindi bergeming.
Sindi masih dengan emosinya yang tengah meledak di dalam dada. Tiba-tiba lutut mamahnya Wili itu bergetas dengan diiringi hembusan nafas yang tak beraturan karena emosi yang semakin memuncak. Sebelah tangannya tampak memegang dada yang terasa kian melemah.
Namun Sindi tetap berusaha mengeluarlan suara yang keras agar Wili dan istrinya segera pergi.
"Pergi kalian dari sini! Saya tidak sudi melihat wajah kalian berdua!" usir Sindi sekali lagi dengan nada suara tinggi memecah gemdang telinga yang mendengarnya.