"Apa sebaiknya kita berpisah saja, Mas," celetuk Jeni membuat Wili terkejut dengan bola mata terbelalak.
"Kamu kenapa bicara seperti itu, Jeni!" Wili sedikit menaikan nada suaranya karena ucapan Jeni tiba-tiba membuat isi jantungnya terasa mau copot dari sarangnya.
"Maafkan aku, Mas. Bukan aku menyerah. Aku hanya tidak rela melihat kamu harus terusir begini," balas Jeni menjelaskan. Dia menurunkan tatapan, menyembunyikan kesedihan walau begitu sulit untuk disembunyikan.
"Butuh perjuangan untuk bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. walau sulit aku akan tetap berusaha. Jangan pernah membuat diri menyerah pada keadaan. Aku harap sesulit apa pun ke depannya kamu akan berusaha kuat melewatinya denganku. Kecuali kamu memang berniat memilih pergi meninggalkanku," ketus Wili masih terlihat kesal dengan ucapan Jeni tadi.
"Aku tak akan bisa meninggalkan kamu, Mas. Cinta ini terlalu kuat. Tapi, aku hanya sedih saja atas pengorbanan kamu," elak Jeni meralat ucapannya.