Dia berbalik dan melempar pandangan terakhir ke seluruh desa, desa yang hampir tidak ia kenal. Beberapa tahun dari sekarang, mungkin desa baru akan terbangun di tempat itu, tapi itu takkan sama dengan desa masa lalu.
Dengan matanya sendiri, untuk pertama kalinya, dia menyaksikan transformasi seluruh desa, dan berlalunya waktu di bawah gelombang yang melahap.
Memang, terkadang, bencana itu berdiri dengan jelas di depan matanya.
Hari itu, Tang Yuxin dan kakaknya, Tang Zhinian, sibuk bekerja di ladang. Seperti kebanyakan yang lain, mereka juga di ladang saat tiba-tiba, guntur dan petir mendekat.
Tang Zhinian segera melemparkan cangkulnya ke tanah.
Dia segera mengangkat Tang Yuxin dan membawanya ke sebuah rumah kecil. Jantungnya berdebar tak teratur, rasa takut yang menyesakkan naik ke tenggorokannya.
Hujan semakin lebat, menuang ke bumi seolah-olah dikucurkan dari sebuah ember.
"Kita dalam masalah!" seseorang berteriak, "Banjir datang, lari selamatkan diri..."