Julian menghabiskan minumannya. Setelah itu ia menoleh kearah Qiara dengan ekspresi yang rumit.
"Sayang .. Zio bukanlah anak yang mudah kita tangani. Dia terlalu cerdas dan lebih dewasa dari usianya. Akan lebih baik jika dia marah atau berteriak, tapi dia tidak akan pernah melakukan itu ketika hatinya terluka. Dia lebih memilih diam dan menyakiti dirinya jika kita tidak hati-hati dalam bicara!" Kata Julian dengan sedih karena dia sudah sering melihat Zio seperti itu.
Ekspresi Qiara mulai berubah. Ia tahu kalau Julian lah yang paling mengenal anaknya. Oleh karena itu ia percaya semua yang Julian katakan.
"Kalau begitu, apakah aku bisa mengatasinya?" Tanya Qiara.
Julian tersenyum. "Sebenarnya, Zio lebih mirip dengan kamu. Dia bayi yang aktif dan kadang keras kepala. Tapi, dia berubah menjadi seperti ini karena suatu keadaan. Jadi, jika kamu berusaha lebih keras, Zio mungkin bisa kembali seperti dulu."