Indah menggeliat pelan ketika merasakan dekapan di tubuhnya. Perlahan, dia membuka mata, menatap ke arah Arav yang berbaring di sebelahnya. Membuat bibirnya menunjukkan senyum lebar dengan tatapan khas bangun tidur. Dia mulai menarik napas dalam dan membuang perlahan, mengamati wajah tenang Arav yang begitu tenang.
Andai setiap hari aku bisa melihatmu begini, Arav. Aku akan benar-benar bersyukur, batin Indah, masih asyik menatap wajah sang suami. Dia mulai menarik selimut, menutupi tubuh bagian atasnya dan menggenggam erat.
Seakan tersadar, Arav yang sejak tadi ditatap langsung membuka mata. Namun, dia hanya diam, menatap ke arah Indah yang berada tepat di depannya. Tidak ada yang dilakukan sama sekali. Otaknya bahkan terasa tidak berjalan dengan benar. Bahkan, dia tidak ada yang dipikirkannya sama sekali ketika melihat Indah di ranjang yang sama dengannya. Otaknya benar-benar kosong. Hingga Indah mendekat dan memberikan kecupan singkat di bibirnya.