Saat aura pukulan yang ajaib bagai petir dihisap oleh Lin Dong, dia tiba-tiba masuk ke dalam alam bawah sadar. Samar-samar, ilusi gambar bernuansa kuno melintas di dalam kepalanya.
Ilusi gambar itu masih berupa aula besar kuno, dan siapapun masih bisa mengenalinya sebagai aula utama tempat di mana kelompok Lin Dong berada. Terdapat juga balok batu yang berada diam di bagian tengah aula besar. Sementara itu, terlihat sebuah sosok sesepuh kurus berada di depan balok batu tersebut. Sesepuh itu tingginya hampir setengah balok batu, namun riak-riak energi samar yang menguar darinya sangat kuat seolah bisa menghancurkan dunia. Seakan-akan sedikit pergerakannya saja bisa membuat tanah bergetar.
Hanya bagian punggung sesepuh itu yang bisa terlihat di dalam ilusi. Sesaat setelahnya, Lin Dong melihat pak tua itu mengangkat tangannya, dan mengayunkan telapak tangannya dengan santai.
"Dhuaar!"