アプリをダウンロード
72.72% Hujan Disaat Terik / Chapter 32: BAB 32

章 32: BAB 32

"Eh" Fio melepas kepalanya yang menyender di gagang payungnya. Fio teringat sesuatu.

Mereka berdua sampai di gerbang sekolah. Hujan semakin lama semakin deras. Fio bergegas ke kantor satpam sekolah, meneduh di depan pintunya.

***

FLASHBACK

06.37 AM

Fio memakai seragam sekolah juga tas gendongnya, melangkah ke arah rumah Fillo, saat sampai di depan rumah Fillo , Fio sedikit terkejut, Fillo ada di depan rumahnya, mereka saling pandang.

Fio segera menyembunyikan tas yang berisi payung. Fio menatap Fillo, laki-laki itu pergi begitu saja meninggal kan Fio.

"Ish sombong banget, lagian cuma mau ngasihin ini" keluh Fio mengangkat tasnya.

Fio melihat Fillo dari kejauhan, memastikan agar Fillo udah pergi jauh dari area rumahnnya. Setelah Fio memastikan aman, Fio berjalan ke depan gerbangnya.

Ting! Tong!

Fio menekan tombol bel, wajahnya meyeringai, antusias, tas yang berisi payungnya di genggam kedua tanggan.

Tidak lama ibu Fillo keluar, melihat dari kejauhan, mengecilkan matanya, perlahan Ibu Fillo melangkah mendekat ke arah gerbang lalu segera membuka gerbang.

"Ada apa yah?" Tanya ibu Fillo, kebingungan melihat seorang perempuan di depan rumahnya.

"Euh... hallo tante.. aku Fiona, temennya Fillo, aku mau kembaliin payung Fillo" ucap Fio tersenyum lebar, pipinya perlahan memerah.

"Oh teman sekolahnya?" Tanya ibu Fillo tersenyum kembali.

"Iya.. ini tante payungnya" jawab Fio mengangguk sambil memberikan tas yang berisi payungnya.

Ibu Fillo mengambil tas, membuka tas melihat payungnya. "Fillonya tapi udah kesekolah duluan tadi"

"Iya tante.. ga apa-apa aku cuma mau kembaliin payungnya aja kok, aku duluan ya tante" ucap Fio wajahnya terus tersenyum.

"Iya.. makasih yah Fio nanti tante sampein ke Fillonya" ucap ibu Fillo.

"Iya tante.. makasih juga yah" ucap Fio melangkah perlahan sambil tersenyum.

"Iyaa" jawab ibu Fillo menutup gerbang rumahnya.

Fio melanjutkan jalannya lebih cepat agar tidak telat ke sekolahnya.

***

Fillo berjalan melewati pos satpam, Fillo sedikit mempercepat jalannya. Mengabaikan Fio yang ada di pos satpam sedang meneduh.

"Fillo" panggil Fio.

Fillo terhenti langkahnya, Tidak membalikan badan.

"Tadi pagi aku udah kembaliin payungnya, makasih" teriak Fio dari pos satpam.

Fillo mengangguk, "Makasih juga" ketusnya tanpa melihat ke arah Fio, lalu melanjutkan jalannya.

"Ish.. kenapa jadi kaya ga kenal sih" ketus Fio, wajahnya terlihat sangat kesal.

30 menit berlalu, Hujan sudah perlahan mereda, Fio dari tadi sudah memijat-mijat lutut. Fio menggenggam kembali payung.

Fio melangkahkan kakinya ke area hujan, genangan air perlahan berterbangan kecil, Fio melanjukan jalan kerumahnya.

Tidak jauh, Fio sudah hampir didepan rumah.

"Duh kenapa malah mikirin terus Fillo" lirih Fio menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha menghilangkan isi pikirannya.

Fio membuka gerbang rumah. Hujan sudah tampak mereda, hanya rintik-rintik hujan yang halus. Fio membuka jas hujan dan merapihkan payung di depan pintu rumah.

Tiba-tiba pintu rumah terbuka, Fio sedikit terkejut, melirik, sambil tangannya terus mengepruk-keprukan jas hujan.

"Ibu" tanya Fil tersenyum.

Ibu diam saja, tidak menjawab ucapan Fio, Wajahnya tidak berekspresi apapun, tangan dilipat dua di dadanya.

Fio terlihat kebingungan, berhenti membereskan jas ujannya.

"Ada apa bu?" Tanya Fio sekarang sedikit serius.

Ibu menghela nafas, "Tadi pagi ibu liat payung yang kayanya bukan punya kamu"

"Iya bu, payung punya teman aku" ucap Fio tersenyum.

Ketika ibu hendak bertanya lagi tapi Fio sudah menjawabnya lebih dulu.

"Teman laki-laki aku bu" lirih Fio sekarang wajahnya perlahan menunduk.

Ibu ngehela nafas, "masuk!" perintah ibu.

Fio menyimpan jas hujannya di atas sofa luar, bersama payung terbuka di simpan di halamannya.

Ibu menutup pintu rumah, Fio lebih dulu masuk, ibu diam di depan pintu.

"Fio" panggil ibu.

Fio membalikan badannya dengan lugu, "ada apa bu?"

"SUDAH IBU BILANG JANGAN BERTEMAN DENGAN LAKI-LAKI!!!" Teriak ibu nadanya terdengar serak, air mata mulai memenuhu kantong matanya.

Fio sangat terkejut, Wajahnya terlihat ketakutan. "Bu" lirihnya air matanya mulai menetes.

"KAMU GA DENGAR FIO!!" Teriak lagi ibu sekaligus menumpahkan air matanya, Suara seraknya mengisi suara ruangan rumah.

Fio Menumpahkan juga tangisannya, isakan tangis terus terdengar. Fio tidak menjawab ucapan ibu.

"JAWAB FIO!" Teriak lagi ibu isakan tangis terus terdengar dari keduanya.

"IYA BU!" Teriak Fio memberontak, "BU FILLO CUMA MINJEMIN AKU PAYUNG, UDAH BU" Tegas Fio kembali menangis, emosinya benar-benar melonjak keluar.

"Fi..o, tetep jangan... nanti sakit kamu kambuh lagi" lirih ibu isakan tangis terus mengisi ruangan.

"Bu aku lagi berusaha putus hubungan sama Fillo Bu... kemarin aku kehujanan, ibu takut kan aku sakit lagi?" Lirih Fio menatap ibu.

"Fiona apapun yang terjadi jangan andalkan laki-laki" lirih ibu lagi.

Fio menghela nafas, mengusap air matanya, "terserah bu" Fio membalikan badan lalu pergi ke kamarnya, mendobrak pintu dengan penuh emosi.

BRUG!

Ibu kembali mengeluarkan tangisan lagi, isakan tangis ibu mengisi suara ruangan. "Maaf Fi" lirih ibu.

Fio membanting tasnya, duduk di atas kasur, menutup wajah dengan lengannya, Fio benar-benar kebingungan.

"Sebenernya apa sih yang ada di dalam diri aku ini" lirihnya.

Fio menarik nafas panjang, "percuma aku nahan rasa suka" menidurkan badannya sambil membersihkan matanya dari air mata.

Tiba-tiba bola mata Fio membesar, matanya terbuka lebar, Wajahnya terlihat terkejut, Fio segera menyentuh beberapa bagian badannya, pundak dan perut, Seketika.

"AHKK!!!" Fio teriak sekencang mungkin, matanya terbuka lebar, perlahan matanya memerah.

Rasa sakit tiba-tiba kembali muncul, Fio terlihat tidak kuat dengan rasa sakitnya, semakin lama Fio semakin tangan mencekam bagian perut dan pundak, Rasa sakitnya terus muncul, air mata mengalir kemana-mana.

Fio semakin lama tidak memperdulikan dirinya, menjatuhkan badannya ke lantai.

Tidak menunggu lama, ibu berlari mendobrak pintu kamar, segera memeluk Fio yang tergelatak di atas lantai, cepat memeluk dengan erat, air mata ibu pun mengalir deras.

"Fio Fio kuat" Desak ibu suara seraknya terlihat cemas.

Fio tidak merespon ucapan ibu, tangannya terus mencekam beberapa bagian badannya, Fio meringis kesakitan.

Semakin lama Fio memberontak, kaki menendang semua yang ada di sekitarnya.

"AHKKKK!!! IBUU!!!" Teriak Fio tangannya terus mencekram bandannya.

"Iya iya Fio" Bisik ibu terus menangis berusaha memeluk Fio.

Tiba-tiba Fio berhenti mencekram badannya, kakinya juga perlahan berhenti, Fio terus sesegukan, melirik ibu.

Ibu menidurkan Fio di atas kasur, menarik selimut sampai ke leher. Air mata dan air keringat sudah bercampur aduk, Fio membiarakan keringat itu.

Ibu duduk di samping Fio. Rasa sakit itu muncul dan hilang secara tiba-tiba.

"Fio.." Lirih ibu, mengusap-usap tangan Fio, "Rasa sakit tadi mungkin bisa karena kamu terlalu dekat-"

"Aku udah ga deket bu" Potong Fio, sedikit menaikan suaranya. Fio kembali perlahan menangis.

"Maafin ibu Fio" ibu juga kembali menangis, segera menyeka air matanya.


クリエイターの想い
Randomline Randomline

BAB 1-44

UPDATE

RABU DAN KAMIS

-----

VOTE CHAPTER TO SUPPORT ME AND I WILL ALWAYS APPRECIATE IT!

FOLLOW ME FOR MORE PLEASE;)

THANK YOU!<3

next chapter
Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C32
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン