Tiba-tiba saja Jevin menjadi sangat ragu untuk kembali. Hatinya masih saja merasa sakit, walau sejak awal ia sudah memperkirakan jika cintanya tak akan mungkin untuk bersambut.
"Bagaimana, apakah kau siap dengan perjalanan mu?" tanya Rama yang memastikan sekali lagi. Jevin yang nampak sangat rapuh, seketika saja membuat sang kawan mengenyahkan cekalannya pada koper milik Jevin dan memberikan dekapan erat pada pria itu.
Rama sudah menyadari ada yang tak beres dengan sikap Jevin saat ia datang menjemput kawannya itu di mansion mewahnya. Sedikit pun tak bersinar seperti sewaktu Jevin mengabarkan rencananya itu.
"Kau bisa mengatakannya pada ku, Jev... Tak masalah..." bujuk Rama sembari menenangkan Jevin dengan usapan telapak tangannya di bahu pria jangkun itu.
Namun sayangnya tak lekas di balaskan, Rama malah lebih merasa khawatir saat secara tiba-tiba saja ia mendapati Jevin yang tengah menangis.