"Jangan marah dan menyesal ya nanti, kalau nanti karakter yang lu naikan susah payah,jadi punya gue, hahahahahaha!" Ejek Kalamurkha.
Aku hanya tersenyum tipis di balik layar komputer, tentu, bahkan dengan seluruh persiapan yang kulakukan, mengalahkan Kalamurkha bukanlah perkara mudah. Tapi, aku sangat fokus dan siap saat ini, seumur hidup, ini adalah salah satu hal paling besar yang pernah ku lakukan!
"Bersiap saja menelan ludah lu sendiri!" Balasku.
Para petinggi dan anggota-anggota dari kedua guild sudah berkumpul di tempat duel, menjadi saksi pertempuran yang akan segera berlangsung ini. White pun tidak mau ketinggalan dan turut menyaksikan. Yah, lagipula ini semua karena ulahnya.
"Gue gak habis pikir, kenapa lu mau-maunya di hasut cewek licik itu? Tapi bodoh amat lah, rejeki mah sayang di tolak!" Pancing Kalamurkha.
Cewek? Maksudnya White cewek?
Kugelengkan kepalaku pelan, tidak, ini bukan saatnya memikirkan hal tidak penting begitu. Masa depan guild Protector ada di tanganku.
Kulirik Mouse gaming dan keyboard gaming yang di pinjamkan om Bacot, walaupun bekas, tapi barang bermerk dengan kualitas jempolan. Monitorku memang masih standar, tapi harusnya ini cukup. Sisanya bergantung pada eksekusiku dan keberuntungan.
Aku pun mengklik tombol persetujuan duel. Duel 1v1, di larang menggunakan obat-obatan. Bukan masalah besar bagiku, Knight mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri. Masalahnya seberapa lama aku bisa bertahan melawan terjangan sihir Kalamurkha?
3
2
1
GO!
Duel pun di mulai, Kalamurkha segera menyerang ganas, melancarkan mantra pengikat. Karakterku kini tidak bisa bergerak selama 10 detik. Bersamaan dengan itu, Kalamurkha melancarkan salah satu mantra terkuatnya, Ignite. Bola api merah yang meluncur dari tongkatnya, melaju cepat ke arahku. Walaupun perisaiku berhasil menahannya, tapi efek sihir ini memang bukan main-main. Seketika, gelombang api menghantam karakterku, serangan pembakar tak terbendung ini memang merepotkan bahkan untuk para Knight.
Tapi, aku sudah memperkirakan hal ini…
"Black Hole!" Teriak karakterku.
Ya, kemampuan khusus dari set lengkap Black Knight, membuka lubang Black Hole di perisai yang akan menghisap semua serangan. Seketika kobaran api itu lenyap, di telan masuk oleh Black Hole. Tapi tentu, ada harga yang harus di bayar karakterku.
Sepuluh persen bar darahku berkurang. Di pertarungan tanpa penggunaan obat ini, aku harus ekstra hati-hati menggunakan kemampuanku. Namun hal yang sama juga berlaku untuk Kalamurkha, dia tidak bisa menggunakan sihirnya semena-mena karena keterbatasan bar sihir.
"Jadi itu yang membuat lu percaya diri melawan gue? Yah, seharusnya gue mempelajari efek-efek perlengkapan langka. Sial, siapa sangka lu bisa memiliki perlengkapan langka kaya gitu. Tapi, apa lu pikir itu bakal cukup?"
Tentu tidak. Perlengkapan yang di gunakan Kalamurkha saat ini, set Grim Reaper memiliki efek yang tidak kalah mengerikan. Mengisi bar sihir sebanyak darah musuh yang berkurang. Tapi, karena Black Hole secara teknis adalah serangan milikku, dia tidak mendapatkan sepuluh persen bar darahku.
"Jadi itu rencana lu? Mencegah efek dari Grim Reaper? Boleh juga, tapi gue belum selesai!"
Kalamurkha kini kembali merapal mantra, menyiapkan serangan selanjutnya. Untungnya, aku sudah meneliti pola pertarungannya, aku tahu kira-kira mantra apa yang dia akan lepaskan. Untuk sekarang, aku akan masuk mode bertahan, sebisa mungkin menimalisir efek kerusakan yang akan kuterima.
"Dark Magic, Reaper hand!" Teriak Kalamurkha.
Sial, serangan sihir yang menihilkan pertahanan perlengkapan! Dia mengeluarkannya secepat ini?!
Panik, serangan itupun menembus perisaiku. Perbedaan kekuatan kami terlihat di sini, tiga puluh persen bar darahku berkurang seketika. Sialan, mantra ini menggunakan sihir yang cukup banyak, biasanya dia menggunakannya untuk penghabisan.
"Hahaha, kaget? Gue yakin lu udah neliti cara bertarung gue, tapi gue ingetin, gue petarung yang fleksibel. Analisa lu gak akan ada pengaruhnya di sini!"
Tidak ada pilihan lain kalau begini, menghunuskan pedang, karakterku pun maju menyerang dengan ganas!
"Sudah putus asa ya? Gak akan gue biarin lu mendekat!" Kata Kalamurkha sembari merapal kembali mantra pengikatnya.
Bergerak cepat, ku tekan tombol keyboard untuk mengaktifkan barang magis. Yah, kami memang tidak bisa menggunakan obat-obatan, tapi kami masih bisa mempergunakan barang magis. Dengan bantuan bos DeviL, aku memiliki banyak stok barang magis yang bisa ku gunakan dalam pertarungan ini.
Barang magis yang ku aktifkan adalah Purge, berguna untuk melepaskan diri dari jerat mantra. Barang ini memang lumayan mahal, sekitar 100 ribu rupiah satu buahnya kalau di uangkan. Tapi aku punya bos DeviL di sisiku!
"Sial, main duit dia!" Kata Kalamurkha panik sambil menghindar dari sabetan pedangku. Sebagai pemain Mage, dia cukup cekatan juga menghadapi serangan jarak dekat, tapi tentu, seranganku tidak berhenti sampai di situ!
"Vampire Fang!" teriak Yami, kini salah satu kemampuan khusus dari set Black Knight kembali aktif. Kemampuan untuk menyerap darah musuh berdasarkan seberapa banyak darah musuh yang berhasil ku kuras. Efek ini hanya berlangsung selama 30 detik, dengan bisa di pakai kembali setelah 5 menit. Tidak lama, tapi kemampuan ini tidak menguras bar sihir seperti kemampuan Heal Knight.
Sadar maksudku, Kalamurkha segera merapal mantra Speed, meningkatkan kecepatan gerak karakternya, dan berniat menghindar, tapi terlambat. Ku gunakan kemampuan terakhir dari set Black Knight, Haste, meningkatkan kecepatan gerak. Setelah berhasil mendekat, ku gunakan salah satu serangan terkuat yang ku miliki, Heavy Slash, menghantam tepat ke arahnya!
ZRASHHH!
Serangan itu tepat mengenainya, dengan pedang Black Knight, walaupun hanya di upgrade ke +3, tapi karena pertahanan Mage yang rendah, kerusakan yang di terima Kalamurkha lumayan juga. Sekitar empat puluh persen bar darahnya terkuras.
"Sial, gak bisa di hadapi setengah-setengah lu ya? Ok, gue serius!" Amuk Kalamurkha.
Mundur menjauh, Kalamurkha kembali menggunakan salah satu kemampuan set Grim Reaper, Sacrifice, mengorbankan sejumlah bar darahnya untuk di ganti dengan bar sihir. Dua puluh persen bar darahnya berkurang, sementara tiga puluh persen bar sihirnya bertambah, sial, apa dia akan menggunakan Reaper Hand lagi?
Tidak, dia pasti akan menggunakan itu…
"Dark Magic, Devil Rage!" Teriak Kalamurkha.
Kumpulan api hitam muncul di sekitar Kalamurkha, ya api hitam, elemen api neraka level ke 2. Aku yang sudah pernah merasakannya sekilas di Neraka Merah tahu seberapa kuat elemen itu. Elemen itu akan meningkatkan kekuatan serangan elemen api Kalamurkha hingga hampir dua kali lipat. Tapi ada harga yang harus di bayar. Api neraka itu akan menggerus bar darahnya sedikit demi sedikit, tepatnya sekitar 10% per menit, dengan sisa bar darahnya sekarang, itu akan memberinya waktu empat menit. Mantra ini tidak bisa di matikan sampai perapal mati, benar-benar mantra yang beresiko tinggi. Tapi dengan kekuatan serang Kalamurkha, empat menit lebih dari cukup untuk menghabisiku. Atau itu yang dia pikirkan…
"Percuma lu mau bertahan sekuat apapun juga, efek Burned dan Burst bakalan nembus perisai lu. Gue yakin lu udah paham wkwkwkwkwk. Tapi gue salut lu bisa ngelukain gue sejauh ini, tapi ampe di sini aja!"
"Fire Dance!" Kata Kalamurkha sambil merapal mantra, hujan api hitam pun berjatuhan dari langit. Seketika area duel kami berubah menjadi lautan api. Bahkan dalam mode bertahan kobaran api ganas ini terus menggerus darahku.
Tertawa puas, semenit kemudian satu demi satu mantra api di rapal Kalamurkha. Bar darahku pun berkurang cukup deras, kini hanya tersisa dua puluh persen. Dengan sigap, Kalamurkha kembali merapal Ignite, aku yakin dia berharap aku menggunakan Black Hole dan menggerus bar darahku lagi sebanyak sepuluh persen.
Dia salah, kembali ku gunakan Haste, mendekat cepat ke arahnya!
"Apa lu udah gila wkwkwkwkw?" Ejeknya.
Ada satu efek Ignite yang cukup menyebalkan, Ignite bukan hanya membakar sasaran, namun juga area di sekelilingnya. Begitu jarak ku cukup dekat dengan Kalamurkha, dengan sigap ku rapal Chain Bind. Karakterku dan Kalamurkha kini sama-sama terkunci. Dia masih bisa merapal mantra, namun tidak bisa bergerak ke mana-mana. Chain Bind salah satu mantra pengikat yang tidak bisa di lepaskan dengan Purge, jadi dia tidak akan bisa lepas selama aku merapalnya.
"Hmmm, menarik, lu nyoba nahan gue, terus make Ignite sama efek api neraka buat gerus bar darah gue. Oke, gara-gara itu waktu gue sisa kurang dari dua menit, tapi, lu pikir lu bisa hidup selama itu tanpa perisai lu?"
Karna jumlah bar sihirnya yang menipis, Kalamurkha tidak bisa menggunakan Reaper Hand lagi. Mengamuk, Kalamurkha kembali merapal mantra-mantra elemen api. Tapi, senyum kemenangannya seketika berubah ketika melihat bar darahku tidak berkurang juga.
"Lu, lu udah gila ya?" Marahnya.
Aku tersenyum, di balik layar aku tersenyum. Pertrify, salah satu barang magis termahal. Efeknya adalah membuat pemakai menjadi batu, tidak bisa bergerak namun tidak bisa terkena kerusakan selama tiga detik. Tidak lama, namun cukup membantu untuk berbagai kondisi. Harga satu buahnya sekitar satu juta rupiah!
"Menarik, jadi kita main waktu ya di sini? Tapi apa lu serius? Lu butuh lebih dari 30 barang magis itu buat nahan serangan gue wkwkwkwwkwk!"
"Iya."
"Lu, lu, sialan!"