Marigold's POV.
"Pak, kita sudah tiba di toko Durian Rasa," sela pak sopir yang memutar tubuhnya menghadap ke jok belakang.
"Tunggu sebentar disini. Aku tidak akan lama," kata Martin pada Marigold yang mengiyakan.
Drrrt-drrrt-drrrt.
Marigold mengerutkan kening, memandang nomer asing di layar ponselnya. Meski tidak tahu siapa yang menelpon nya, Marigold tetap mengangkatnya. Akhir-akhir ini dirinya mendapatkan beberapa kenalan baru dari pernikahannya dengan tuan milyader.
"Halo?" sapa Marigold sambil memperhatikan punggung Martin yang masuk ke toko kue untuk membeli pesanan nyonya pertama tuan milyader.
"Ini aku, Marigold."
Marigold membeku. Suara itu, suara yang dirindukannya selama setahun terakhir. Suara dari laki-laki yang membuatnya merindu. "Nolan?"
Gelak tawa ringan terdengar sangat merdu di telinga Marigold. Kedua mata Marigold mengerjap cepat, untuk mencegah air matanya turun.
"Tak kusangka, ternyata kamu masih mengingatku dengan baik. Marigold."