アプリをダウンロード
50% Gravito [Bahasa Indonesia] / Chapter 3: 3

章 3: 3

(POV 3)

Di dalam mobil sedan berwarna hitam, terlihat seorang gadis caucasian yang berumur 13 tahun. Dia mempunyai rambut bergelombang berwarna pirang yang panjangnya sampai setengah punggungnya. Irisnya berwarna hijau ke abu-abuan, berhidung mancung dengan bibir berwarna merah.

Dia sedang dalam perjalanan menuju kediaman Satomi. Baru saja mobil tersebut melewati gerbang rumah. Dari dalam mobil, dia memperhatikan tempat yang akan menjadi rumah barunya. Di kanan kirinya dia melihat hutan yang cukup lebat, di tengah perjalanan, mobil tersebut melewati sebuah jembatan. Dibawah jembatan itu terlihat sungai yang sangat jernih dan arusnya tidak terlalu deras.

Sesampainya dia kediaman utama, ia di suruh sang supir untuk turun dari mobil, supir juga memberi tahu bahwa semua barang-barang dia sudah berada di kamarnya. Mendengar itu ia segera turun dari mobil.

Masih teringat dengan jelas kenapa ia bisa sampai Kediaman ini.

•Flashback•

Sepulang sekolah, ia tiba-tiba mendapat pesan dari ayahnya. Dia langsung terkejut setelah membaca pesan itu. Isi dari pesan tersebut mengatakan, bahwa dia akan di titipkan ke rumah teman ayahnya dan akan di jemput oleh seseorang untuk di antar menuju rumah barunya. Ayahnya juga mengatakan bahwa dia tidak perlu khawatir dengan barang-barangnya, karena semua keperluannya sudah di siapkan oleh teman ayahnya.

Alasan sang ayah menitipkan dia karena ayahnya jarang pulang ke rumah dan takut tidak ada yang memperhatikan dia di rumah. Maka dari itu ia menitipkan anaknya ke temannya.

Masih dalam keadaan shock, sebuah mobil berhenti di depan dia, beberapa lama kemudian seorang pria turun dari mobil itu penampilannya seperti geng yakuza dan pria itu segera menghampiri gadis yang ada di depannya.

"Permisi apakah anda Nyonya Melissa Shield?" tanya pria tersebut.

"I-iyya benar. Kalau boleh tau anda siapa ya?" jawabannya dengan waspada.

"Oh saya orang yang disuruh untuk menjemput Melissa-sama di sekolah dan mengantarkan anda ke bandara." jelasnya sambil menunjukan kartu identitasnya.

Mendengar itu ia segara mengikuti pria tersebut dan masuk ke dalam mobil. Sesampainya di bandara Melissa tidak melewati pengecekan imigrasi ia segara di bawa menuju pesawat atau lebih tepatnya jet pribadi. Dari Amerika ke Jepang memakan waktu hampir 14 jam di udara, di dalam pesawat Melissa menghabiskan waktunya dengan tidur dan membaca buku.

Setibanya di Jepang, dia di jemput lagi oleh orang yang penampilannya sama seperti pria yang menjemput dia saat di london.

•Flashback End•

Kediaman utama Satomi bisa dibilang cukup besar. Berarsitektur jepang modern. Kediaman tersebut mempunyai 2 tingkat. Bagian luar tembok nya di lapis bambu berwarna coklat muda, di tengahnya terdapat pintu yang besar, di sebelah pintu tersebut terdapat kaca vertical berbentuk persegi panjang.

Saat dia berjalan menuju arah pintu, tiba-tiba kedua pintu itu terbuka. Dari pintu itu terlihat pria yang berumur sekitar 40. Dia mengenakan kimono berwarna hitam, bagian atasnya terbuka cukup lebar, di dada kirinya terlihat tato yang cukup besar. Dia memakai sandal zori dengan kaos kaki berwarna putih. Di sebelah pria tersebut terlihat wanita berumur 30. Dia mengenakan kimono berwarna hijau dengan motif bunga-bunga, dan obinya berwarna hitam. Dia juga memakai sandal zori dengan koas kaki berwarna putih.

Takeda dan Shizuka sedang berdiri di depan pintu untuk menyambut tamu mereka. Melihat tamu mereka sudah datang, mereka berdua segera menghampiri gadis yang ada di depannya.

"Selamat datang di rumah kami, perkenalkan namaku Takeda Satomi dan di sebelah ku Shizuka Satomi dia adalah istriku." ucap Takeda sambil merangkul pundak istrinya dengan tangan kirinya.

"Ahh ya nama ku Melissa Shield, mulai sekarang mohon bantuannya." sambil membungkuk 90°. Dia merasa aneh karena ini pertama kalinya dia memperkenalkan diri seperti ini.

"Ara... jangan terlalu formal Melissa-chan. Ah ya lebih baik kita masuk lebih dahulu lalu." ajak Shizuka sambil menarik tangan Melissa.

Melissa yang tangannya sudah di tarik hanya bisa pasrah mengikuti Shizuka. Dia di bawa ke dalam ruang tamu. Ruang tamu tersebut cukup lebar terdapat dua sofa saling berhadapan satu lagi menghadap perapian, di tengah-tengahnya ada meja kecil, lantainya kayu berwarna cokleat tortilla di bawah sofa terdapat karpet bulu yang tidak terlalu tebal dan mempunyai warna yang sama dengan warna lantainya.

Melissa duduk di sofa yang menghadap ke arah halaman, dan di belakangnya terdapat sebuah piano berwarna cokelat.

"Jadi gimana Melissa dalam perjalanan tadi? menyenangkan atau tidak?" tanya Takeda.

Setelah itu Melissa menjawab semua pertanyaan dari pasangan suami istri yang ada di depannya, dia juga sudah tahu kenapa mereka berdua bisa berteman dengan ayahnya. Takeda dan Ayahnya sudah berteman sejak lama dan sering melakukan kerja sama dalam membuat senjata.

Di saat sedang berbincang, pintu rumah terbuka.

"Aku pulang!" terdengar suara laki-laki dari arah pintu rumah. Mendegar itu Shizuka segera memanggil anaknya.

"Sayang! tolong kesini sebentar." Rentaro yang tadinya sudah di tangga, ia segera turun karena di panggil ibunya. Setelah sampai di ruang tamu ia melihat kedua orangtuanya sedang mengobrol dengan seorang gadis yang seumuran dengannya. Melissa memperhatikan laki-laki yang ada di depannya, bisa di billang dia mempunyai wajah yang tampan dan tingginya melebihi anak-anak seumurannya. Yang menarik dari dia adalah sleep eye mask yang ada di atas kepalanya.

"Kenalin ini Melissa, mulai sekarang dia akan tinggal di rumah ini." ucap Shizuka kepada anaknya. Ren mendegar itu ekspresinya hanya 'O' lalu dia menghadap gadis berambut pirang tersebut.

"Ohhh... Rentaro Satomi." dengan singkat padat jelas sambil mengajak bersalaman dengan gadis yang ada di depannya. Melissa yang melihat itu segera menjabat tangannya dengan laki-laki yang ada di depannya.

"Melissa Shield." mereka berdua saling beradu tatap sampai terdengar suara batuk dari Shizuka, sadar di perhatikan mereka berdua langsung menarik tangan masing-masing.

"Ren tolong antar Melissa ke kamarnya yang berada di lantai dua di sebelah kamar kamu." mendengar itu mereka berdua segera meninggalkan ruang tamu.

"Jadi gimana menurutmu tentang Melissa?" tanya Takeda kepada Istrinya. Shizuka hanya tertawa mendengar pertanyaan suaminya.

"Fufufu bisa dibilang dia cocok menjadi menantu ku." Takeda menatap istrinya dengan wajah yang bingung. Dia bingung sejak datangnya Melissa, sifat istrinya menjadi beda.

——————————————

"Rentaro-san sekarang kamu kelas berapa?" tanya Melissa memecah kesunyian, dia merasa suasananya sangat canggung maka dari itu dia memulai pembicaraan dengan laki-laki yang ada di sebelahnya.

"Panggil aku Ren saja dan di akhirnya tidak usah pakai kata honorific. Sekarang aku kelas 2 SMP, kalau kamu kelas berapa?" karena merasa tidak nyaman dengan suasana seperti ini, dia menanyai balik kepada gadis yang ada di sebelahnya.

"Ah kalau begitu panggil aku Melissa saja tidak usah di tambah kata honorific juga. Aku juga kelas 2 SMP, berarti kita seumuran dong. Oh ya kalau boleh tau quirk mu apa?" dengan nada penasaran dan di matanya terlihat bintang-bintang. Melihat itu Ren menunjukan quirknya dengan cara mengangkat dia menggunakan quirknya. Melissa terkejut ketika dia tiba-tiba mengambang di udara.

"Quirk ku bisa memanipulasi gravitasi." setelah itu Ren menurukan kembali Melissa ke lantai. Ren tidak menanyai balik karena ia sudah tau kalau Melissa tidak mempunyai quirk. Dia meninggalkan Melissa yang masih terkagum-kagum dengan quirknya.

"Ren! dengan quirk mu yang seperti ini kamu bisa menjadi superhero yang hebat loh." seru Melissa sambil mengejar Rentaro.

"Hah ngapain jadi superhero. Ribet, aku enggak suka hal yang ribet-ribet." Rentaro bingung dengan orang-orang yang seumuran dengannya, hampir semua yang ada di sekolahnya mempunyai cita-cita untuk menjadi superhero. Melissa hanya tersenyum kecut mendengar jawaban Ren. Akhirnya mereka berdua sampai di depan kamar Melissa

"Nah ini kamar mu Mel." mendengar itu Melissa terkejut karena belum pernah ada yang memanggil dia seperti itu.

"Kenapa? Memangnya aku tidak boleh memanggil mu seperti itu?" tanya Ren karena melihat ekspresi Melissa.

"Ahh tidak apa-apa kok." ucap Melissa sambil menggerakan tangannya.

"Yasudah kalau begitu, kalau ada apa-apa ketuk saja pintu kamar ku." sambil menunjuk kamar yang ada di sebelahnya. Setelah itu ia meninggalkan Melissa yang masih berada di depan pintu. Melissa yang melihat Ren sudah memasuki kamarnya ia segara membuka pintu yang ada di depannya. Hanya satu kata yang bisa ia ucapakan dari mulutnya.

"WOW!" karena melihat kamarnya, dia terkejut karena melihat fasilitas yang ada di kamarnya.

Di dalamnya terdapat satu buah kasur king size, di belakang kasur ada jendela yang besar dari jendela tersebut dia bisa melihat hutan-hutan yang berada di luar. Di sebelah kanannya terdapat dua rak buku yang besar diisi dengan buku yang sangat banyak, di antara dua rak buku tersebut terdapat meja belajar yang di atasnya ada sebuah LCD komputer keluaran terbaru. Di sebelah kirinya terdapat lemari besar berwarna putih mempunyai dua pintu dengan model slide door. Tembok kamarnya berwarna putih, lantainya kayu berwaran coklat tortilla dan di tengah kamar terdapat karpet berbulu yang mempunyai warna yang sama seperti lantainya. Kamarnya mempunyai kamar mandi di dalam.

Karena badannya terasa lengket dia segera pergi ke dalam kamar mandi. Setelah selesai mandi dia segera berjalan menuju lemari, ketika dia membuka pintu dia terkejut lagi karena melihat isi lemari yang ada di depannya. Dari dress sampai pakaian dalam ada di dalam lemari tersebut, setelah itu ia membuka lagi pintu yang ada di sebelahnya. Di dalam lemari tersebut ada bermacam-macam tipe sepatu dan sandal, melihat ini semua ia tidak bisa berkata apa-apa ia segera mengambil piyama dan menutup kedua pintu lemari tersebut. Dan setelah itu ia melompat menuju kasur, selain capek secara fisik ia juga capek secara mental karena kejadian ini semua. Melissa segera tertidur pulas di atas kasurnya.

—————————————————

Beberapa hari kemudian di atas meja makan terlihat dua orang yang sedang sarapan mereka memakai pakaian seragam sekolah mereka. Dua orang itu adalah Rentaro dan Melissa.

"Jadi gimana Mel, udah siap belum?" tanya Rentaro sambil memakan rotinya.

"Iya udah siap, tinggal jalan aja." mendengar itu Rentaro segera berdiri dari tempat duduknya

"Yaudah ayo berangkat." sambil mengambil tasnya lalu ia berjalan menuju pintu keluar. Melihat itu Melissa segera mengikuti Rentaro.

"Ano... Ren dasi mu belum benar, sini aku benerin dulu." berhenti di depannya ia segera membenarkan dasinya. Ren hanya memperhatikan Melissa yang sedang serius memebenarkan dasi dia. Walaupun ekspresinya datar tapi di dalam pikirannya ia sedang kacau karena gadis yang ada di depannya.

'F*ck cantik banget ini cewe' pikir Ren. Setelah selesai dia menyentuh pipi perempuan yang ada di depannya. Mengangkat dagunya ia bisa melihat jelas matanya yang indah.

"Makasih." ucap Rentaro dengan senyum yang tulus. Melissa melihat senyum itu kepala nya terasa panas tanpa ia sadari muka nya berwarna merah.

"So sweet... Tapi kalau kalian tidak segera berangkat, nanti bisa telat loh.." ucap Shizuka dengan nada menggoda. Mendengar itu mereka berdua langsung berjalan menuju mobil yang sudah ada di depan.

"Melissa kamu duluan saja, Bibi masih mau bicara dengan Ren." mendengar itu Melissa segera masuk kedalam mobil sedangkan Ren berjalan menuju ke arah ibunya.

"Ara boleh juga kamu tadi." ucap Shizuka menggoda anaknya. Ren yang mendengar itu hanya menghiraukan ibunya. Shizuka kesal karena tidak berhasil menggoda anaknya.

"Kamu enggak asik Ren. Ibu cuma mau bilang titip Melissa di sekolah." dengan nada yang kesal lalu dia memegang pundak anaknya. Ren hanya menganggukan kepalanya lalu ia segera masuk kedalam mobil.

—————————————

Sesampainya di sekolah, banyak yang memperhatikan Melissa karena penasaran siapa yang bisa satu mobil dengan Rentaro. Menghiraukan tatapan itu semua, mereka berdua segera menuju ruang guru.

"Ini ruang gurunya, kamu bisa kan mengurus administrasinya?" tanya Rentaro dengan nada khawatir.

"Tenang saja Ren, aku bisa mengurusnya kok." jawabnya dengan memberi senyuman kepada Rentaro.

'Gak bohong ini cewe emang beneran cantik' pikir Ren karena melihat senyuman itu.

"Yasudah kalau begitu aku pergi ke kelas." sambil mengusap kepala Melissa. Setelah itu ia segera pergi ke kelasnya.

——————————————

Saat orang-orang sedang berbincang-bincang, tiba-tiba pintu kelas terbuka. Melihat itu, mereka semua balik ke tempat duduk mereka masing-masing karena tahu siapa yang membuka pintu tersebut. Guru masuk dan memberi tahu kepada murid-muridnya bahwa di kelas ini akan ada murid baru. Mendengar itu mereka semua sudah tahu siapa murid barunya.

"Silahkan masuk." panggil guru kepada murid baru tersebut yang sedang berada di luar. Melissa yang di panggil langsung masuk ke kelas. Di dalam kelas ia kaget karena ia satu kelas dengan Rentaro.

"Ya silahkan memperkenalkan diri." ucap guru tersebut.

"Namaku Melissa Sheild, mulai sekarang mohon bantuannya." sambil memberi senyum ke teman sekelasnya. Melihat itu para laki-laki banyak yang salah tingkah, sedangkan para perempuan hanya iri dengan kecantikannya.

"Kamu bisa duduk di bangku kosong yang ada di depan Rentaro. Oh ya tolong sekalian bangunkan dia." sambil menunjuk meja tersebut. Setelah itu Melissa langsung menuju tempat duduk itu. Lalu dia membangunkan Rentaro yang sedang tertidur menggunakan sleep eye mask yang bentuknya aneh.

Setelah selesai waktu pelajaran dan saatnya istirahat, teman-teman sekelasnya menghampiri Melissa dan dia di tanyai beragam pertanyaan.

"Kamu mempunyai hubungan apa dengan Rentaro-san." tanya salah satu siswi.

"Kita cuma teman aja kok, gk ada yang spesial." jawabnya.

"Oh ya terus kamu mempunyai quirk apa?"

"Ahh... aku tidak punya quirk." jawabannya dengan nada yang ragu-ragu. Melissa melihat ekspresi teman-temannya, mereka semua terkejut karena Melissa tidak mempunyai quirk. Saat dia melihat Rentaro di wajahnya tidak ada ekpresi terkejut melainkan wajah datar yang sering dia lihat, menurut dia Rentaro seperti sudah tahu kalau dia tidak mempunyai quirk.

"Emangnya kenapa kalau dia enggak punya quirk." ucap Rentaro sambil melihat orang-orang yang mengelilingi Melissa. Mendengar itu orang-orang lebih terkejut lagi karena mereka semua tahu kalau Rentaro itu orangnya pendiam dan akan bicara kalau ada yang memulai pembicaraan dengannya.

"Mel ayo ikut aku, kita makan bekal yang udah di siapain sama ibuku." tanpa menghiraukan orang-orang sekitarnya ia segera menarik tangan Melissa sambil membawa bekal dari ibunya. Teman-temannya yang melihat itu segera membuka jalan. Rentaro membawa Melissa ke atap sekolah.

"Hey tidak usah murung gitu, kalau mereka tidak mau berteman denganmu aku saja yang akan jadi teman mu." menyentil dahi Melissa.

'Sumpah jijik banget aku ngomong seperti ini, tapi mau gimana lagi kalau gini cara mendapatkan hatinya.' pikir Ren.

"Oww.... enggak usah nyentil juga kali." ucap Melissa sambil memegang dahinya. Setelah mendengar ucapan Ren mood nya mulai membaik. Ren yang melihat itu segera memberi bekal yang sudah dia bawa tadi.

"Nih makan bekal yang sudah di siapain sama ibuku." Melissa segera mengambil bekal yang di kasih oleh Ren.

"Emmmm enak juga ya masakan ibumu." ucap Melissa sambil memegang pipinya.

'Imut banget!!!!' pikir Ren melihat reaksi dari Melissa. Dia sejak tadi sudah menahan emosinya untuk tidak keluar.

"Iyalah, soalnya ibuku dulunya chef terkenal terus karena masakannya ayahku jadi jatuh cinta kepadanya." jelas Ren.

Dan mulai semenjak itu mereka jadi mulai lebih dekat dan sering berbincang satu sama lain.

•••••••••••••••���••••••••••••••••••••••••••••••

gw ganti muka melissa pake ini ( https://pin.it/69MkQbW )


クリエイターの想い
sempiternal sempiternal

Sorry telat soalnya gw agak stuck di chapter ini. terus menurut lo semua agak maksa gk chapter ini?

gw juga belum ngecek lagi ini cerita mungkin kalau ada waktu gw cek lagi kayak chapter lainnya

btw di hp lo semua cover book gw udah ganti blm. soalnya di hp gw belum keganti makanya gw nanya.

kalo punya ide/kritik comment aja ??

next chapter
Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C3
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン