"Mas, maaf ya terlambat," ujar Kanaya dengan nafas ngos-ngosan. Perempuan itu baru saja sampai ke restoran yang mereka sepakati untuk bertemu.
Toni memperhatikan Kanaya yang nampak berantakan, baju yang dia kenakan nampak lusuh tak serapi biasanya.
"Iya, Nay. Duduklah," titah Toni dengan suara sabar.
Kanaya menarik nafas panjang untuk mengurangi rasa lelahnya.
"Minum dulu." Toni menyodorkan satu gelas air minum pada Kanaya. Toni memesan dua gelas minuman saat perempuan itu memberi kabar akan datang.
Kanaya meminum minuman itu sampai habis tak tersisa. Toni hanya tersenyum melihat tingkah lucu Kanaya.
"Kamu haus?"
Kanaya tersenyum malu. "Iya Mas. Terimakasih banyak ya sudah menunggu kedatanganku. Maaf juga sudah sangat terlambat," ucap perempuan itu dengan sungguh-sungguh.
"Iya tidak apa-apa, yang penting tidak terjadi apapun padamu."
Senyuman itu langsung mengembang saat mendengar ucapan Toni yang sangat sabar padanya.
"Mas, sebenarnya --."