Rania mengerucutkan bibirnya dengan tangan bersedakap, gadis itu masih sangat kesal dengan kelakuan Rio yang membawa mobil seenak jidat, tanpa memikirkan rasa takut yang di rasakan gadis di sampingnya. Semntara Rio sejak tadi menahan untuk tidak tertawa saat melihat Rania yang sejak tadi mendiaminya. Betapa laki-laki itu sangat merasa puas dengan apa yang di perbuatnya. Ternyata perbuatanya itu berhasil membuat Rania benar-benar jengkel kepadanya. Bahkan, gadis itu meminta untuk menghentikan mobil di tengaj jalan. Akan tetapi yang membuat Rio kesal, Rania tak kunjung turun juga dari mobilnya. Hal itulah yang di nantinya semanjak gadis itu baik kedalam mobilnya. Gadis itu masih saja duduk di mobil dengan bibir mengerucut.
"Kak Rio sengaja?" Tuduh gadis itu tepat pada sasaran.
"Emm." Rio hanya berdehem, laki-laki itu dalam hari tertawa puas.
Rania semakin memanyunkan bibirnya mendengar deheman Rio.
"Kenapa sengaja begitu?" Kedua mata Rania semakin menajam.