Devano yang sudah lama tidak ke sekolah tetap bisa mengambil perhatian para guru melalui otaknya yang encer. Berbeda dengan Melati.
Gadis itu sudah bebal di otak. Rumus-rumus matematika itu terasa lebih berat dari beban hidupnya.
Dia memegangi kepalanya yang terasa pusing. Sebelah tangan Melati tengah memainkan pulpen tanpa arah.
Mulutnya terus-menerus mengulangi kata demi kata yang ada di buku. Meski begitu, masih tidak bisa menemukan jawabannya.
Bukan hanya itu saja, Melati begitu lemah dibagian bahasa Inggris. Dia sering bepergian ke perpustakaan dan mengabaikan Devano.
"Nanny, kamu mau ke mana?" Melati yang sudah pusing melewati Devano serta anak PPS lainnya.
"Wah berani amat itu cewek ngelewatin bos." Pria itu bernama Faisal, dia berdiri dan menyampiri Melati. Namun, dia ditahan oleh Devano.
Pria itu menggeleng, membiarkan para gadis itu lewat. "Biarin aja," kata Devano.
"Wah Mel, kamu hebat deh!" kata Ratu mengintip dari jendela perpustakaan.