Markas Fight 4 Real, Halaman Belakang.....
Duak!!!
Wush!!!
"Hah..... hah.... hah.... "
"Kau terlalu lambat, Asahina Konomi."
Terlihat aku tengah berlatih bela diri dengan seorang pemuda yang tak lain adalah Himeragi Hotaru, ketua Fight 4 Real. Nafasku terengah-engah karena bertarung itu melelahkan. Aku baru merasakannya bagaimana harus bermain taktik untuk mengalahkan seorang ketua yang bisa dikatakan dekat dengan maut yang pekat.
"Aku tidak akan kalah, kaichou!!!"
Dengan cekatan, aku bangkit dan kembali memukul dan menendang Hotaru-senpai sambil mencari tahu kelemahan sangat ketua. Ayolah, Konomi!!! Kau pasti bisa!!!
Wush!!!
Grap!!!
Saat tinjuku hampir menyentuh wajah tampan Hotaru-senpai pemuda bermanik coklat tersebut langsung menangkap kepalan tanganku dengan tangan kirinya. Tatapan di balik manik coklat milik pemuda bersurai hitam tersebut sangat mengerikan dan membuat bulu kudukku merinding.
"Lumayan juga kau, Konomi. Baru kali ini ada yang bisa mencari kelemahanku."
Jeda sejenak....
"Dan untung saja tanganmu tidak patah karena ulahku."
"HEE??!!"
Aku langsung menarik tanganku dengan spontan karena takut tanganku berakhir seperti para berandalan kemarin tersebut. Hotaru-senpai hanya terkekeh melihat reaksiku yang menurutnya sangat lucu tersebut.
"Konomi, Konomi.... mana mungkin aku melakukannya. Kau kan tidak punya salah padaku."
"Kukira aku bisa masuk rumah sakit karena terluka parah."
"Pfft.... "
Baik aku dan Hotaru-senpai menoleh ke arah kanan. Terlihat Kakeru-senpai berdiri sambil membawa 2 botol minuman isotonik
"Hn, Kakeru. Taruh saja di bangku itu." Lalu, Hotaru-senpai mengambil jaket merah miliknya "Latihan hari ini cukup sampai di sini." Dan diapun pergi meninggalkan kami "Konomi, kuharap kau tidak mencari masalah selama aku tidak ada, seperti Kakeru dan Hikari."
"What the.... " Baru saja Kakeru-senpai hendak mengatakan sesuatu Hotaru-senpai sudah menghilang duluan.
Aku hanya diam saja melihat pemandangan tersebut. Kulihat Kakeru-senpai menghela nafas dan menatap ke arahku "Percayalah, Konomi-san. Aku dan Hikari-san tidak seperti itu."
"Tenang saja, senpai. Aku anggap tidak pernah mendengarnya." Akupun hanya mengacungkan jempol kananku pada Kakeru-senpai.
"Terima kasih, Konomi-san."
Sekalian saja mumpung ada Kakeru-senpai di sini "Nee.... Kakeru-senpai.... "
"Ya, Konomo-san? Ada apa?"
"Bolehkah aku meminta data tentang Himeragi Hotaru-senpai?"
****
"Himeragi Hotaru (Mizazune Hotaru), 20 tahun, 26 Desember 1995, punya masalah dengan keluarga sejak umur 8 tahun dan melarikan diri dari Yomiyama dibantu tetangganya ke Tokyo. Kini, dia hidup sendiri dan bekerja serabutan sejak SMP."
Aku membaca detail data pribadi Hotaru-senpai yang kudapatkan dari Kakeru-senpai. Manik kuning milikku menatap setiap tulisan yang tertera di kertas dengan cermat.
"Jadi, ternyata dia punya masalah sejak kecil ya?? Tapi, kenapa dia menyembunyikannya dari kami?"
~~ Flashback ~~
"Ini berkasnya, Konomi-san. Aku sengaja mencurinya dari kamar Hotaru-senpai ketika dia tidak ada di markas."
"Tida apa-apa, senpai. Ini cukup membantu sekali."
Aku hanya tersenyum kecut melihat raut wajah Kakeru-senpai yang cemas dan gelisah "Jangan khawatir, Kakeru-senpai. Aku tidak akan mengatakan apa-apa padanya."
"Terima kasih, Konomi-san."
Ada sedikit kelegaan di hati Kakeru-senpai karena aku akan menjaga rahasia ini. Jujur saja, aku masih penasaran dengan semua ini.
"Tidak, tidak, senpai. Akulah yang berterima kasih padamu."
"Sama-sama, Konomi-san. Aku siap membantu kok."
"Umm... baiklah."
~~ Flashback End ~~
"Ternyata memang dia yang telah menolongku 3 tahun yang lalu, tapi kenapa?"
Pertanyaan itu terus berkecamuk di pikiranku karena mengganggap semua misteri ini tidak akhirnya. Lebih baik aku tidur saja, tidak baik jika terus melakukannya seperti ini.
Aku langsung merapikan berkas-berkas yang kumiliki dan merebahkan diriku ke tempat tidur. Mataku mulai terpejam dan semuanya menjadi gelap.
****
SMA Kirishima, Class 1-3....
Saat pelajaran Bahasa Inggris, kulihat suasana agak gaduh sehingga pengurus kelas mulai kewalahan. Ya, guru yang mengajar Bahasa Inggris adalah Chisuga Hinako, guru yang kudengar berita hangatnya sejak lama beliau kesulitan mencari akses tentang anaknya itu....
Sungguh kasihan....
'Aku akan menanyakannya pada beliau saat istirahat kali ini.' begitulah batinku yang masih penasaran tentang guru yang satu ini. Memang aneh sih, tapi inilah kenyataannya.
Jika benar masalah Hinako-sensei ada kaitannya dengan kepribadian ganda Hotaru-senpai, mungkin aku bisa mempertemukan mereka....
"Yosh."
****
"Chisuga-sensei, Chisuga-sensei!!!"
Hinako-sensei langsung menghentikan langkah beliau dan menoleh ke arahku. Manik coklat kelam beliau menatap manik kuning milikku dengan tatapan teduh.
"Ada apa, Asahina?"
"Sensei, ada yang kubicarakan pada Anda, tapi bukan masalah pelajaran, boleh?"
"Emm.... jangan di sini, nak. Di taman belakang saja."
"Baik, sensei."
Sudah kuduga.... memang ada yang disembunyikan dari kami semua....
Aku hanya mengikuti langkah Hinako-sensei yang sepertinya ada yang ingin dibicarakan berdua denganku saja. Sesampainya di taman belakang gedung sekolah, kami berdua duduk di bangku dekat pohon yang rindang. Ya, SMA Kirishima memiliki taman belakang yang sangat hijau.
"Baiklah, sensei. Apa yang mau Anda bicarakan pada saya?"
Hinako-sensei menoleh ke arah kiri dan kanan untuk memastikan tidak ada siapapun selain kami berdua "Sebenarnya, Asahina. Sensei ingin mendengar pendapatmu tentang surat ancaman ini."
"Surat ancaman?"
Beliau tidak menjawab, namun mengeluarkan selembar kertas yang berisikan sebuah ancaman dan menyerahkannya padaku "Coba kau baca sendiri."
"Baik, sensei." Akupun menerima sepucuk surat dari Hinako-sensei dan manik kuning milikku menatap detail isi surat tersebut.
Teruntuk Chisuga Hinako
Enyahlah dari sini!!! Pergi dari kota ini segera!!!
Atau keluargamu yang kumusnahkan dan hidup di neraka
Tidak ada tempat untukmu kembali....
Unknown
Hening sejenak....
Jeda lama sekali....
"Kukira ini hanya ulah orang iseng, sensei." Aku hanya menebak karena motifnya kurang jelas. Bahkan orang bodohpun juga tahu bahwa surat ini tidak ada alibi yang kuat.
"Awalnya sensei juga berpikir begitu, Asahina." Lalu, Hinako-sensei mulai menghela nafas beliau sejenak "Tapi, kaca rumah sensei pecah dan pernah.... anak perempuan sensei sampai masuk rumah sakit.... "
"Mengerikan sekali, sensei.... "
Hening sejenak....
"Jangan khawatir, sensei. Aku akan membantu Anda dan menangkap pelakunya."
Akhirnya, aku menerima kasus pertamaku, yaitu memecahkan misteri surat kaleng yang berisikan ancaman tersebut. Memang kasus yang sulit sih, tapi aku tidak akan pernah menyerah.
"Benarkah, Asahina?"
"Tentu saja, sensei. Saya yang akan menanganinya sendiri."
"Terima kasih, Asahina."
"Sama-sama, sensei."
****
Seperti biasanya, aku dijemput Hotaru-senpai saat pulang sekolah. Kurasa aku tidak perlu mengatakannya pada Hotaru-senpai dulu. Manik kuning milikku menangkap tingkah laku Hotaru-senpai yang aneh tersebut. Sangat aneh sekali....
"Apa kau baik-baik saja?" Tatapanku berubah menjadi bingung melihat Hotaru-senpai yang mendadak aneh tersebut.
"Hn, aku baik-baik saja." Manik kanan yang berwarna coklat tersebut melirik ke manik kuning milikku yang baru saja melihat keanehan yang dilakukannya "Ada apa, Konomi?"
"Kau aneh, senpai. Ada apa dengan mata kirimu? Sakit kah?"
Hening sejenak....
Jeda lama sekali....
"Tidak ada yang perlu kau khawatirkan, nona detektif."
"Hee.... aku kan juga anggota Fight 4 Real seperti Kakeru-senpai dan Hikari-chan, senpai."
"Berhentilah merengek seperti Hikari, Konomi!!! Aku tidak apa-apa!!!"
Suara Hotaru-senpai yang terkesan seperti petir kilat yang menyambarku tersebut langsung membuatku bungkam. Aku tidak akan meminta yang aneh padanya lagi mengingat aku masih baru di Fight 4 Real.
'Ugh!!! Sial!!! Aku harus menahannya sekarang juga!!!'
"Hotaru-senpai?"
"Hn, ada apa?" Dengan sadar, manik kanan berwarna coklat milik Hotaru-senpai melirik ke arahku.
"Mungkin kau perlu beristirahat sekarang."
"Cuma itu?" Hotaru-senpai hanya menaikkan sebelah alisnya "Hn, ya."
Lama-lama pemuda yang ada di sebelahku ini kutendang sampai ke langit yang jauh dari sini, tapi sayangnya.... ilmu bela diriku masih kurang dengannya.
"Apa kita perlu teleport, Konomi?"
"Tidak!!!"
Jujur, aku tidak mau Hotaru-senpai memakai teleport untuk pulang. Meskipun itu cara praktis, tapi hanya membuatku mual-mual. Untung aku tidak muntah pelangi.
"Hee.... padahal itu cara praktis untuk pulang, tapi kau tidak mau.... apa boleh buat."
"Ho oh."
Kurasa aku harus menyelidikinya dulu sampai ada petunjuk yang sangat jelas dari surat ancaman tersebut. Untuk pertama kalinya, aku tidak ingin melibatkan semua orang, terutama Hotaru-senpai. Aku tidak mau membahayakan mereka dulu untuk saat ini.