アプリをダウンロード
70% Double B / Chapter 7: Bab 7

章 7: Bab 7

Semua anak melonggo saat melihat Kenzie yang baru saja turun dari mobilnya. Dia pun menatap beberapa anak yang terang-terangan menatap dirinya. Apa peduli Kenzie toh saat ini hatinya milik Bryna sejak dulu.

Hingga matanya tertuju pada cewek seksi dengan baju yang cukup pas di tubuhnya. Rok yang jauh dari kata sempurna. Penampilan urak.an, tapi bukan cewek nakal apa lagi bad girl. Hanya suka berpenampilan seperti anak nakal tapi tidak sepenuhnyanya nakal. Dia tidak berani mabuk, pegang rokok apa lagi pemakek. Walau terlihat nakal tapi hatinya Hello Kitty.

Saat Bryna sudah sampai di hadapannya, Kenzie pun langsung meraih pinggangnya dan mencium keningnya. Dan hal itu malah membuat semua anak memekik iri. Termasuk Flora dna juga Daisy.

"Weh, Blen dia siapa?" Tanya Flora menunjuk Kenzie.

"Dia? Laki gue." Jawab Bryna asal dan membuat Kenzie mengacak rambutnya.

Harusnya dia bilang kalau Kenzie adalah kakaknya, tapi nyatanya lidah Bryna kelu saat ingin berkata seperti itu.

"Haa masak sih Blen, sumpah keren banget gue pengen." sahut Daisy merengek.

"Pengen mulu kerjaan lo, ini punya gue. Dan gamau gue bagi sama siapapun" ketus Bryna.

Flora dan Daisy pun terkikik saat mendengar ucapan posesif dari Bryna. Tanpa menunggu lama Bryna pun langsung berpamitan untuk pulang.

Tentu saja dia ingin menghabisi waktu bersama dengan Kenzie. Mengingat setelah balikan mereka berdua belum pernah jalan bersama. Apa lagi saat ini Kenzie yang sudah bekerja dan waktu mereka untuk bersama pun jarang.

"Kita mau kemana?" Tanya Bryna menatap Kenzie.

"Kau maunya kemana?" Tanya balik Kenzie.

"Malah balik nanya." dengus Bryna.

"Apartemen aja lah, disana main ps."

Bryna tidak menjawab, dulu memang sering begitu, kalau tidak ada tujuan mereka akan bertemu dan main ps hingga sore, bahkan sampai larut malam pun mereka lakukan.

Sampainya di apartemen, Bryna pun langsung menuju kamar Kenzie hanya sekedar meminjam baju. Tidak mungkin juga dia memakai sragam terus menerus.

Setelah sudah berganti kaos dan juga celana pendek milik Kenzie. Bryna pun langsung duduk di karpet berbulu berwarna putih dan mengambil stik ps dan memilih permainannya sambil menunggu Kenzie.

Tak lama Kenzie pun keluar dari kamar sebelah, dia pun langsung duduk di belakang Bryna dan mengalunkan tangannya di leher Bryna, kepala yang di tompangkan di atas kepala Bryna.

"Bola aja ya, kalau kalah harus ngapain nih." Kata Kenzie.

"Gausah aneh-aneh pokoknya." jawab Bryna.

Pasalnya dulu itu pernah main berdua dan yang kalah harus buka baju. Dan yah, setiap kali Bryna main bola, dia yang harus buka baju alhasil setiap main pun dia pasti pakai baju double-double untuk menghindari telanjang di depan Kenzie.

"Cium aja lah." kekeh Kenzie

"Kan modus mulu."

"Sama pacar gak papa sayang."

Bryna cemberut dia tau kalau ini hanya akal-akalan kenzie saja, sejak dulu selalu seperti itu. Tapi apa boleh buat dan akhirnya Bryna pun mengangguk sebagai jawaban. Yang penting maa gak lepas baju aja kalau kalah. Pikir Bryna.

Permainan pun di mulai, mereka saling berebut bola di sana. Untung saja mereka masih ingat cara bermain seperti ini walau sudah dua tahun lamanya mereka tidak bermain seperti ini.

"Goollll!!!!" teriak Bryna semangat dan membuat Kenzie mendesah kecewa.

"Kok kalah sih." dengus Kenzie dan membuat Bryna tertawa.

"Yang penting aku memang." Kata Bryna mendongak, menatap Kenzie dan mengejeknya.

Kenzie tersenyum dia pun langsung menunduk dan mencium bibir merah delima milik Bryna. Tidak masalah tok pacar sendiri bukan?

Setelah puas bermain, Bryna mengeluh capek akhirnya mereka pun menyudahi acara main psnya dan berganti memasak. Tentu saja yang masak hanyalah Kenzie karena Bryna Tidak pernah masak. Jangankan masak, masuk dapur kalau dia haus aja, itu pun kalau dia mau. Kalau kagak ya tinggal teriak aja datang deh air minumnya.

"Cuma ada Pasta yank gak papa kan." kata Kenzie meletakan dua piring pasta daging di hadapan Bryna.

"Gak papa yang penting kenyang, sayang." jawab Bryna tersenyum manis

"Yaudah di makan gih."

Bryna pun mengangguk dan mulai memakan makanannya. Sesekali dia melirik Kenzie yang terus menatapna, mungkin sejak tadi dia menatap Beyna terus, dan membuat Bryna risih.

"Kamu kenapa sih liatin aku kayak gitu, risih tau." kata Bryna kesal.

"Gak aku cuma mikir aja, setelah lulus sekolah kamu ikut aku aja ke London aja. Kita hidup berdua di sana, kamu kuliah sedangkan aku kerja. Kamu mau kan?"

Bryna diam mencerna ucapan Kenzie, bahkan dia sampai menghentikan aktivitas makannya hanya demi menatap Kenzie. Apa yang dia bicarakan?

Apa boleh jika melakukan hal seperti itu, bahkan Bryna pun berfikir kalau dia tidak akan bisa bersama Kenzie lagi. Tapi nyatanya takdir mempertemukan kita lagi dengan tidak sengaja, dan apa ini, kenapa seperti ini?

"Aku pengen setelah lulus sekolah kita nikah, aku gamau jauh lagi sama kamu. Aku gamau semua orang misahin kita, kalau perlu pun kita nikah lari aja. Kalau kedua orang tua kita tidak merestui hubungan kita." Kata Kenzie lagi saat Bryna tidak bisa menjawab.

*******

Setelah pulang dari apartemen Kenzie, Bryna pun langsung menuju cafe hanya untuk menenangkan pikiranya. Bagaimana bisa Kenzie mengajaknya menikah? Dan lagi Kenzie menyelipkan sebuah cincin berwarna pink di jari manisnya.

Bryna bingung apa yang harus dia lakukan. Dia tau siapa Kenzie, dia adalah Kakak Meizie anaknya Tante Larisa kakak Elisabet—mami Bryna.

Ya, mereka terjebak dalam situasi yang tidak enak. Mereka berkenalan saat Bryna berada di London. Dan bahkan itu tidak sengaja waktu Bryna dan juga Blenda berada di bridge London.

Malam itu malam pertama pertemuan mereka, hingga akhirnya Bryna pun menghabiskan waktunya di London bersama dengan Kenzie. Kenzie sendiri dulu masih sekolah, sedangkan Bryna berlibur. Hal itu membuat mereka semakin dekat.

Tiga bulan di sana akhirnya membuat Bryna jatuh hati pada Kenzie, begitu juga dengan Kenzie yang memiliki perasaan sama dengan Bryna. Mereka memutuskan untuk menjalin hubungan, dan harus berpisah. Tidak masalah kata Kenzie dia akan sering main ke Indonesia untuk bertemu dengan Bryna.

Dan janji itu tepat, Kenzie menyempatkan untuk pulang satu bulan sekali bertemu dengan Bryna. Awalnya hubungan mereka baik-baik aja. Hingga akhirnya hubungan mereka menginjak bulan ke lima. Kenzie datang bersama dengan Tante Larisa dan juga Meizie. Bryna pikir Kenzie waktu itu Mei afalah kekasihnya. Dan bahkan jika itu terjadi dia sudah siap untuk marah dan meledak di sana.

Tapi sungguh di sayangkan bukannya marah Bryna malah di buat mengangga. Dia bahkan tidak bisa berfikir jernih saat Tante Larisa bilang kenalin ini Kenzie anak pertama Tante dan kakaknya Meizie. Bryna langsung terduduk lemas waktu itu, gelas yang di pegangnya pun jatuh dan mengenai kakinya. Berdarah, sedikit tapi tidak sakit, sesakit dia mendengar ucapan Tante Larisa.

Semuanya seperti mimpi, Bryna menyakinkan dirinya kalau apa yang dia dengar itu salah. Waktu itu Bryna memang berencana untuk mengenalkan Kenzie pada keluarganya sebagai pacar Bryna. Dan saat itu dia malah datang bersama dengan Tante Larisa dan membuat Bryna hancur.

Bryna marah tentu saja dia tidak menerima pengakuan itu. Bahkan dia juga tidak percaya kalau Kenzie adalah kakak Meizie. Mengingat dia tidak pernah datang ke indonesia bersama dengan Tante Larisa.

Dari situlah kedua keluarga itu tau hubungan terlarang antara Kenzie dan juga Bryna. Langsung saja Om Jo nememisahkan mereka berdua. Berharap apa yang mereka lakukan ini salah. Ya salah tidak ada hubungan dalam persaudaraan seperti ini.

Bryna mengacak rambutnya saat teringat hubunganya dengan Kenzie. Apa lagi Kenzie mengajaknya menikah, apa iya bisa menikah mereka berdua? Rasanya bryna pun nyerah dengan hal ini.

"Blenda..." panggil seseorang

Bryna diam saja walau dia mendengar nama Blenda. Mungkin saja Blenda berada di sini sedang jalan-jalan bersama dengan kedua temannya yang polos itu. Dan akhirnya dia pun langsung mengambil topi dan langsung memakainya.

Hingga sebuah jitakan di kepalanya membuat Bryna meringis sakit.

"Anjir sakit bego." katanya mengusap kepalanya.

"Makanya jangan budek kalau di panggil." Kata Hanzel dan duduk di hadapan Bryna.

"Emang ban*sat lo, kenapa sih lo di sini gangu gue mulu, gak bosen apa lo." dengus Bryna.

"Gue lagi usaha buat bikin lo jadi pacar boongan gue."

"Gue kan udah bilang kalau gue gamau. Lagian ya Han gak semua apa yang lo mau bisa lo dapat, termasuk gue." jelas Bryna.

"Mobil sport pengeluaran terbaru buat lo kalau lo mau nemuin oppa gue." songgok Hanzel.

"Menurut lo harga diri gue lo tuker sama mobil sport lo begitu?" kata Bryna sebal.

Padahal sudah di tolak berkali-kali kalau Bryna tidak mau menjadi pacar boongannya Hanzel. Tapi bocah gesrek di hadapannya saat ini malah memaksanya, dia bahkan juga bisa membayar wanita cantik hanya untuk mejadi pacar boongannya.

"Ayolah Blen, lo gak mau bantu gue atau gak hidup lo di sekolah akan sensara selama di sekolah."

Bryna diam. Mencerna ucapan Hanzel, sensara? Dalam arti dia akan membully Blenda. Dan sekarang aja Bryna hanya punya waktu satu bulan untuk bertukar tempat dengan Blenda. Kalau Bryna menolak gimana jadinya nasip sang kakak yang setelah satu bulan ini pertukaran mereka berhenti?

Si*l. Umpat Bryna dalam hati.

Lagian untung juga sih dapat mobil sport cuma-cuma pengeluaran terbaru, gak perlu beli mobil lagi. Apa lagi dia juga bisa menutupi hubungannya dengan Kenzie berkat Hanzel.

"Gue mau tapi besok lo harus ngejar gue dulu di lapangan bola. Kalau lo bisa nangkap gue, gue bakal mau jadi pacar boongan lo. Tapi kalau lo gak bisa nangkap gue, jangan harap gue bakal mau jadi pacar boongan lo."

"Oke, gue juga punya syarat buat lo."

"Apaan."

"Kalau gue bisa nangkap lo itu tandanya lo jadi pacar gue beneran. Gue gak peduli mau lo pacaran sama Kenzie atau siapapun lo jadi pacar beneran gue."

Bryna membulatkan matanya, "Kok lo nyolot sih, kenapa mayak banget."

"Kalau gamau ya udah hidup lo—"

"Anjir gausah ngancem gue lo." potong Bryna kesal.

"Makanya bilang iya malah nga*jing-nga*jingin gue."

"Yang nga*jing-nga*jingin lo siapa oon. Gue bilang anjir bukan an*ing, depannya emang sama cuma beda R sana Ng." jelas Bryna gemas.

Hanzel tidak menjawab ucapan Bryna, tentu saja berdebat dengan Bryna sama saja mengali kubur. Dia paling bisa menjatuhkan orang dengan ucapannya. Membuat dia dengan tingkah lakukan tapi Hanzel suka. Hingga tanpa sadar dia pun tersenyum melihat Bryna yang nampak gelisah di hadapannya saat ini.

******

Setelah pulang dari apartemen, cafe dan juga area balap. Bryna pun baru sampai di rumah tepat jam 9 malam. Langsung saja wajah pertama yang dia lihat adalah Elisabet yang sudah berkacak pinggang di sana bersama dengan Adam yang menatap Bryna dengan wajah garang nya.

Bryan santai dia pun masuk dan langsung duduk di depan mereka. Hingga Elisabeth dan juga Adam pun menjewer telinga Bryna.

"Aduh mami, papi apaan sih, sakit nih telinga Bryna main jewer aja."

"Sabodo sama lo. Anak siapa sih lo jam segini baru pulang anak perawatan lo itu, keluyuran aja hobby lo" ucap Elisabet dengan bahasa gaulnya.

Bryna hanyangeleng kepala menatap maminya yang udah mencak-mencak kayak sapi beranak.

"Di didik baik gak malah baik malah mencleng lo." Tambah Adam.

"Dih kalian berdua lebay, kayak gak pernah muda aja. Lagian ya papi itu marahin aku kayak marahin diri sendiri. Papi juga begini kan masa mudanya, nyulik mami masuk kamar mami lewat balkon kamar mami, abis gitu jalan berdua sampai pagi di pantai. Hayoo malam-malam ngapain di pantai, nyicil bikin Bryna kan sama Blenda."

Ucapan Bryna sukses membuat tangan kedua orang tuanya yang berada di telinganya pun menjauh dari telinga Bryna. Hingga Bryna mengusap kedua telinga dengan cemberut, sudah di pastikan telinga itu pasti merah.

"Eh tau dari mana itu gosip gak bener." elak Adam membela.

"Dih gosip dia bilang, orang papi aja suka tuh nyulik mami. Bikin rusuh sekolah, suka bolos, terus kalau bolos sukanya ngajakin mami. Abis itu di hukum berdua terus , lagian ya mami juga ngikut aja jadi orang lama-lama udah kayak Blenda aja yang di suruh lompat ke jurang juga ngikut."

Adam dan Elisabet pun saling pandang, apa yang di bicarakan oleh Bryna memang benar tidak ada yang rekayasa. Semuanya murni mereka yang melakukan di sama sekolah.

Bahkan hal itu malah membuat Bryna ingin tertawa meledak. Masih banyak yang di ceritakan oleh omma dan juga oppa Bryna dan juga Blenda ini adalah senjata makan tuan.

"Yaudah ya, kalian berdua nostalgia aja Bryna capek mau tidur bentar besok sekolah." pamit Bryna.

Tanpa menunggu jawaban mereka berdua. Bryna pun langsung berlari ke arah tangga, berharap dua orang itu tidak sadar atau tidak masih dalam pemikiran pikiranya saat ini.

Sampainya di kamar Bryna pun mengeryitkan keningnya menatap Blenda yang tengkurep dengan ponsel di tangannya.

"Ngapin lo di kamar gue, ngungsi? Kamar lo banjir atau lo takut tidur sendiri abis lihat film horor." kata Bryna melempar sepatunya asal.

"Jorok lo, tempat sepatu aja ada lo lempar." jawab Blenda.

"Kamar gue, suka-suka gue. Lo ngapain di sini?"

"Hari senin besok camping sekolah lo dan itu wajib mau gamau lo harus ikut.x

"What! Gue? Ogah, lo aja kali gue gamau."

"Jangan oon Bryna, kalau kedua orang tua kita tau gimana kalau kita tukeran tempat, bahaya."

Byna diam mencari ide agar Blenda saja yang ikutan camping dan dirinya bisa menghabiskan sedikit waktunya bersama dengan Kenzie, tapi bagaimana caranya?

"Bantuin mikir Blen, ya kali gue mikir sendiri." dengus Bryna.

"Ini gue juga mikir."

*****


next chapter
Load failed, please RETRY

ギフト

ギフト -- 贈り物 が届きました

    週次パワーステータス

    Rank -- 推薦 ランキング
    Stone -- 推薦 チケット

    バッチアンロック

    目次

    表示オプション

    バックグラウンド

    フォント

    大きさ

    章のコメント

    レビューを書く 読み取りステータス: C7
    投稿に失敗します。もう一度やり直してください
    • テキストの品質
    • アップデートの安定性
    • ストーリー展開
    • キャラクターデザイン
    • 世界の背景

    合計スコア 0.0

    レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
    パワーストーンで投票する
    Rank NO.-- パワーランキング
    Stone -- 推薦チケット
    不適切なコンテンツを報告する
    error ヒント

    不正使用を報告

    段落のコメント

    ログイン