Khanza memalingkan wajahnya saat sejenak pak Gibran memandang wajahnya. "Mas, ini terakhir kalinya kau memperlakukanku masih seperti saat dulu aku bersama mu. Aku sudah menikah dan hidup bahagia dengan suami dan anakku," ujar Khanza dengan terpaksa mengatakannya.
"Apa? Kenapa kau seenaknya saja mengatakan hal itu padaku, Khanza?" pak Gibran tampak kesal namun juga terkejut mendengar pernyataan dari Khanza padanya.
"Aku… Aku hanya tak ingin membuat suamiku curiga dan kecewa bila dia mengetahui ini semua. Dia sudah melihat foto mu, Mas. Saat berdua denganku dulu," jawab Khanza berbalik menatap wajah pak Gibran.
Pak Gibran terkejut mendengar apa yang Khaza katakan.
"Kau terkejut bukan? Untung saja aku bisa membuatnya memperayai siapa kau dan aku di sekolah dulu."
"Dia percaya?" tanya pak Gibran seolah tak meyakini apa yang Khanza katakan.
"Mungkin tidak, api mungkin juga iya. Dia terlalu baik dan selalu sabar denganku, sampai aku tidak bisa membaca hati dan pikirannya."
— 次の章はもうすぐ掲載する — レビューを書く