Hari ini tanggal tujuh, aku masih belum memutuskan apakah akan berangkat ke pesta pernikahan Airin atau tidak padahal aku sudah mengosongkan jadwalku hari ini, pesan dari Ria sudah masuk berkali-kali ke ponselku untuk mengingatkanku agar datang ke pernikahan Airin. Ria juga menelponku tapi aku tak mengangkatnya.
Sesungguhnya aku masih merasa galau. Aku tak tahu bagaimana menata hatiku bila bertemu dengan Ali. Setelah kematian Harsya, aku memang menghindar dari Ali karen setiap mengingat Ali aku teringat Harsya. Entahlah ada perasaan bersalah yang masih membebaniku setiap kali mengingat aku sedang bersama Ali saat kematian Harsya.
Setelah mandi, aku menghabiskan waktuku di depan televisi hingga bosan bahkan aku sempat tertidur di sofa di depan televisi. Bunyi bel pintu membangunkanku, dengan masih mengantuk aku membuka pintu.
"Ya, ampun, Zie. Sudah siang ini, masak baru bangun!" teriak Ria saat melihatku.