--------------
Klop klop klop.
Akhirnya perjalanan kembali ke lembah Jie, rombongan dikawal hingga keluar gerbang ibu kota, kebetulan KaiLe dan Tao juga bergegas kembali ke Hua dan arah mereka sama.
Di dalam kereta Hong duduk sambil melihat kandang kecil dengan burung berwarna kuning cerah yang sangat indah, meloncat-loncat, bernyanyi ceria hingga membalikkan kepalanya di bagian bawah, Hong tertawa melihatnya.
"Hahahaha lucu sekali"
TangYuan mendekat.
Ada TangYuan, HongEr dan ErNiang saja dalam kereta besar tersebut saat ini, pelayan yang lain ada di kereta besar satu lagi tak jauh di belakang.
"Waah burungnya bagus sekali Hong, memangnya mau taruh di mana nanti?" Tanya TangYuan, BaiHu dan FeiEr menaiki kuda di depan kereta bersama yang lainnya.
"Nanti akan Hong lepaskan di lembah Ibunda, ia lucu sekali lihat matanya seperti punya Hong berwarna merah, emm, bagaimana kalau memberi ia nama XiaoHong"
TangYuan menahan geli.
"Mana bisa diberi nama XiaoHong, warnanya kuning begini, harusnya XiaoHung"
"Tapi matanya berwarna merah Ibunda, jadi XiaoHong"
TangYuan menggelengkan kepalanya.
"Tidak cocok, sudah XiaoHung saja"
Hong mengerutkan mulutnya, ia tidak bisa melawan Ibundanya lagi bagaimanapun ia pasti akan kalah.
"Iyah deh XiaoHung"
ErNiang menutup mulutnya menahan tawa, Ibunda dan anak di depannya sebenarnya memiliki sifat yang sama jadinya sering sekali berargumen sekali waktu.
Hong tersenyum lebar, ia ingat bagaimana ia mendapatkan burung kecil itu.
"Ini"
Hong menyerahkan sesuatu ke depan pangeran Yo, sebuah bejana kecil, pangeran Yo terkejut melihat Hong datang tiba-tiba bersama dengan pengawalnya sore itu, ia menelan ludahnya bulat.
Pangeran Yo maju sedikit melihat apa yang ada di dalam bejana kecil di tangan Hong, Hong masih mengerutkan dahinya, lama sekali mengangkat tangannya dan pangeran Yo belum mau mengambilnya, ia meraih tangan pangeran Yo dan menyerahkan bejana kecil itu padanya.
"Ini ambil, aku mau pulang jadi tidak bisa memeliharanya lagi, beri dia makan yang banyak jadi tidak lari ke mana-mana"
Pangeran Yo gagap, ia melihat isi bejana yang ternyata adalah ular kecil miliknya XiaoHei.
"Eh ini"
Hong hendak bertolak pergi, tapi ia membalikkan tubuhnya kembali melihat Pangeran Yo dengan mata tajam.
"Dan jangan berulah lagi, lain kali kau benar bisa mencelakai orang, beruntung XiaoHei tidak menggigit dan kudamu itu benar-benar jinak, kalau tidak khan bisa benar-benar celaka, Hong tidak mau Ibunda berteriak karena hal seperti ini, dan jaga XiaoHei dengan benar, ia butuh banyak makanan bergizi sampai kurus begitu"
DaHuang yang berdiri di belakang Hong berusaha untuk menahan tawa, tuan mudanya memang sangat polos dan lucu, ia mengatakan ular itu kurus, lalu bagaimana dengan dirinya sendiri.
DaHuang menurunkan tubuhnya memberi hormat pada pangeran Yo saat Hong beranjak pergi, tapi suara pangeran Yo menghentikannya lagi.
"Em tunggu, itu.." pangeran muda itu gagap, melihat Hong lama, menggaruk kepalanya, sepertinya ia jadi merasa bersalah sudah bersikap nakal pada HongEr.
"Ehh itu, apa.. emm"
Dan singkat cerita Pangeran Yo meminta Hong memilih salah satu hewan peliharaannya sebagai hadiah, pangeran Yo memiliki banyak sekali hewan dari yang kecil hingga besar, Hong pikir ia juga hampir memiliki semuanya di lembah Jie, dan ia akhirnya memilih XiaoHung, ia akan melepaskannya di lembah Jie yang indah terbang bersama banyak burung kecil yang indah di sana.
"He XiaoHung"
............
Di depan kereta.
Kuda besar berjejer berjalan bersama dengan santai, ada BaiHu, FeiEr, SangTao, juga KaiLe bersamaan, Tao dan DaHuang berada di bagian belakang kereta.
Udara siang itu sangat cerah, angin yang berhembus pelan, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin, langit yang biru dengan sedikit awan putih bergelombang yang megah, semua begitu enak dipandang mata.
Fei dan KaiLe berjalan berdampingan di atas kudanya masing-masing, keduanya seperti terlibat pembicaraan penting.
"Ulang tahun adik Hong biasanya dirayakan cukup megah setiap tahunnya, sebenarnya ayahanda tidak begitu menginginkannya, Hong juga, tapi setiap ulang tahunku atau adik Paman Kaisar akan selalu berkunjung, jadi beliau sebelumnya sudah mengutus banyak staff istana untuk mengadakan acara yang sesuai dengan permintaannya, agak berlebihan"
KaiLe tersenyum.
"Eh, adik Hong akan berusia tujuh belas tahun, kalau di Hua seorang pemuda yang berusia tujuh belas artinya ia sudah siap menerima pinangan dari pihak manapun, jadi biasanya acara ulang tahunnya akan menjadi hari mencari tunangan untuknya juga"
Fei menoleh dengan mata besar, ia baru mengetahuinya.
"Benarkah? Waah kalau untuk Hong mana bisa, ia masih sangat kecil, kalau tidak bisa tidur ia akan mencari Ibunda dan memeluknya hingga ketiduran, umur tujuh belas bagi adik Hong sama saja sepertinya"
Wajah Kai terlihat datar, ia sepertinya agak kecewa.
"Oh begitu, em apa, Tuan Jie dan Tuan Putri sudah mulai menentukan jodoh untuk kalian?"
FeiEr mengerutkan dahinya, entah kenapa pangeran muda itu membahas masalah itu, apa karena melihat Yang mulia Putra Mahkota YangLe sepupunya dan Putri TangWen meresmikan bertunangan mereka jadinya ia kepikiran.
Fei berpikir.
"Emm sepertinya sih ada, aku tidak terlalu memikirkannya, bagi Ayahanda pernikahan mungkin hanyalah salah satu cara meneruskan keturunan Jie, dan aku hanya akan melakukannya jika sudah siap nanti"
Kai menoleh, mengerutkan dahinya dalam.
"Apa, tuan Muda Fei tidak ada yang disukai? Pernikahan harus didasarkan atas cinta khan? Di manapun sama termasuk di Tang"
Fei menarik napas panjang.
Melihat jauh ke depannya, saat memikirkan kata-kata itu hanya ada satu orang yang muncul di pikirannya, dan itu sangat tidak baik, karena cinta menurutnya adalah bisa melihat senyum dan tawa Hong setiap waktu, bisa memapahnya walau berat, bisa mencubit pipinya, dan ia tidak bisa, Hong adiknya, yang sangat disayanginya melebihi apapun.
KaiLe pun berpikir demikian, ia menelan ludahnya bulat, cinta, saat mengatakan itu wajah pertama yang muncul adalah HongEr, walau sekuat apapun ia berusaha menghilangkannya tapi ia kerap muncul kembali dan membuat dadanya tertekan, seperti ada sesuatu yang membuat ia sulit bernapas dengan baik.
"Ehemm"
Saat keduanya tengah berbicara tiba-tiba terdengar suara keras dari arah kereta.
"Hong kembali ke kereta!" Seru TangYuan melihat Hong yang meloncat turun dengan begitu lincah dari atas kereta.
----------------