Imran mengendap-endap sambil memperhatikan ke-empat polisi yang sibuk memeriksa mobil mereka. Ia terus mendekati mobil yang didalamnya hanya berisi Sisca di kursi belakang. Sekali lirik Imran tahu bahwa siska sedang duduk sambil ketakutan. Mulutnya dilakban dengan tangan terborgol.
Semua polisi itu sibuk memperhatikan dan memeriksa ban mobilnya yang kempes berat.
" Bagaimana bisa mobil kita dua bannya meletus secara bersamaan." Kata polisi yang mengemudikan mobilnya sambil berjongkok.
" Sepertinya ini ditembak orang, Sial!! Apa komplotan si wanita bedebah itu datang untuk membebaskannya." Kata polisi yang bernama Jack sambil melihat ke dalam mobil memastikan Sisca masih ada didalam.
"Agaknya kecil kemungkinan ada komplotannya yang akan menyelamatkannya. Begitu banyak anggota wanita itu yang terluka dan tertangkap. Kalaupun ada yang selamat mereka akan lebih memilih untuk melarikan diri." Kata polisi yang bernama Toni sambil memperhatikan lubang pada ban mobil