Nizam melihat Pangeran Thalal yang sedang menikmati kopinya. Wajah Pangeran Thalal tampak tenang seakan-akan tidak pernah terjadi sesuatu. Nizam kemudian memandang kepada Rafiq dan Rafiq sendiri memberikan isyarat kepada Nizam untuk diam. Sedangkan Zarina sendiri tidak berani berkata apapun. Dia hanya duduk sambil menatap Pangeran Thalal yang sedang menikmati kopinya.
Rafiq kemudian memandang kepada Pangeran Thalal dan bertanya, " Yang Mulia Pangeran Thalal Apakah anda sudah lama menjadi seorang psikolog? "Kata Rafiq mencoba membuka pembicaraan sambil memancing apakah hipnotisnya berhasil atau tidak. Pangeran Thalal menengok ke arah Rafiq. Pangeran Thalal lalu berkata,
" Sudah beberapa tahun lalu. Sebenarnya Aku ada keinginan untuk membuka tempat layanan konseling. Tetapi ternyata sampai sekarang masih belum sempat. Itu karena aku keburu menikah dengan istriku dan aku kemudian ikut dengan kakakku." Pangeran Thalal tetap tenang menjawab pertanyaan Rafiq.