Secara refleks, Alena memegang lehernya. Wajahnya pucat pasi. Kalung itu ternyata sudah tidak ada dilehernya. Tapi bagaimana bisa hilang. Bukankah kalung itu tadi masih ada. Muka Alena tampak kebingungan. Nizam yang sedang banyak masalah semakin tampak merasa kepalanya jadi berat. Kalung itu adalah kalung warisan dari neneknya. Kalau hilang bagaimana Ia bisa mempertanggung jawabkan kepada kerajaan.
Nizam menatap Alena dengan muram, "Mengapa kalung itu bisa hilang, kau kemana saja tadi?" Kata Nizam dengan suara lemah. Alena melihat wajah suaminya yang penuh dengan beban, Ia tidak berani mengatakan apapun yang akan memicu emosi Nizam sehingga Alena hanya berkata,