Pemandangan di depannya sangat menyakiti hatinya. Nizam memejamkan matanya dengan mulut yang mengatup dan gigi gemeretak. Mukanya yang tenang kini berubah menjadi pucat pasi lalu berangsur berubah menjadi kelam. Ia mencengkram tangan Pangeran Barry dengan sangat kuat seakan ingin mematahkan tangan yang berada dalam genggamannya itu membuat Pangeran Barry meringis kesakitan.
Dari cengkraman tangan Nizam pada pergelangan tangannya, Ia tahu kalau Nizam sangat marah. Perlahan Pangeran Barry tertawa kecil yang semakin lama semakin keras. Ia sangat menyukai drama yang telah Ia ciptakan hari ini. Membuat Nizam sangat marah dan ketakutan adalah suatu prestasi yang sangat membanggakan bagi dia. Dia ingin sekali bersulang untuk dirinya sendiri. Setelah beberapa lama tenggelam dalam amarah, ketakutan, galau, cemas, ngeri dan penyesalan Nizam lalu berkata,