"Ppfft, ahahaha. Kau bergurau Nona, hahaha!" gelak pemuda tersebut meremehkan kemampuan Mayang.
"Kenapa kau tertawa? Aku bertanya apa yang kudapat kalau menang, kenapa malah tertawa?" tanya Mayang yang sedikit geram.
"Okey, maaf. Bukan maksudku mematahkan semangatmu Nona, tapi cobalah! Siapa yang tahu apa yang didapat saat menang dari mesin itu. Toh belum ada yang pernah menang!" jawab pemuda itu setelah lebih tenang. Namun raut wajah meremehkan masih saja ia pasang.
"Okey, kita lihat dulu. Benarkan, Ziel? Aku masuk dulu, ya!" ucap Mayang pada Ziel, namun sedikit belum tenang karena tidak ada yang menemani Ziel di luar. Sementara Ben dan Mark memilih menunggu di luar gedung untuk berjaga.
Mayang tersenyum simpul saat melihat Bian dari arah kejauhan menuju ke tempat mereka.
"Itu Daddy, aku akan masuk dulu," ucap Mayang lagi dan masuk ke dalam mesin permainan tersebut setelah Bian sudah tiba dan Ziel tersenyum mengangguk.