アプリをダウンロード
15.06% Celine : Dendam Yang Terkubur / Chapter 44: 44. Berkeliling Daerah

章 44: 44. Berkeliling Daerah

Saat ini beberapa dari mereka sedang bersantai menikmati liburan mereka yang memang di adakan untuk mengusir lelah, penat hingga jenuh yang mereka rasakan akibat belajar.

Alan, Kina, Azzam dan Likha sedang saling menggoda satu sama lain dan sibuk dengan dunia mereka, berbeda dengan Leo yang terdiam di kursinya memainkan ponsel dan Andrea yang duduk jauh dari mereka, sambil sesekali mencuri pandang pada lelaki yang ia sukai itu.

Felicia berlari menuruni tangga, dengan jaket sport miliknya yang di keluarkan oleh salah satu brand terkenal, sepasang dengan legging sport nya. Felicia yang menuruni tangga itu mengikat rambutnya sendiri ke belakang gaya ponitail. Membuat Leo dan Andrea yang memang 'tidak sibuk' segera menoleh ke arahnya dan kebingungan dengan penampilannya itu.

"Lo mau kemana Fel?" Tanya Andrea yang tidak berdiri dari duduknya dan hanya bertanya pada temannya itu dari tempatnya. Berbeda dengan Leo yang berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri Felicia untuk memperhatikan wanita itu dari atas hingga bawah.

Felicia yang di lihati seperti itu oleh Leo pun segera memberikan sebuah protesan, "Apaan sih Leo?! Kenapa lo liatin gue kaya gitu?!" Ucap Felicia yang kemudian mendorong Leo agar sedikit menjauh darinya. Leo yang mendapatkan protesan tersebut pun tertawa renyah dan menggelengkan kepalanya seraya berjalan melewati Felicia dan melangkah menaiki tangga.

"Udah kaya mau lari pagi aja! Padahal udah gak pagi lagi." Ucap Leo yang naik ke atas setelah melihat jam yang menunjukkan pukul sembilan, dan menurut Leo sudah sangat terlambat untuk pergi lari pagi. Leo menghadap ke arah depan dan terkejut ketika ia melihat Ryan yang sudah berdiri di hadapannya dengan pakaian yang hampir sama dengan yang Felicia kenakan.

Ryan mengenakan jaket sport dan celana taining yang panjang, warna hitam adalah warna yang sangat mendominasi di pakaian mereka berdua. Leo yang kebingungan pun menoleh kembali ke bawah, ke arah Felicia yang menjulurkan lidah padanya.

"Memang kita mau lari!" Ucap Felicia yang kemudian membenarkan jika ia akan berolahraga bersama sepupunya tersebut.

"Lo mau ikut, Leo?" Tanya Ryan yang secara tiba-tiba menawarkan Leo untuk ikut bersama mereka berlari di waktu yang tidak bisa di katakan pagi dan belum memasuki waktu siang tersebut.

Leo menggelengkan kepalanya, menolak ajakan dari Ryan seraya berkata, "Gue gak biasa olahraga jam segini! Gue biasanya olahraga pagi." Jawab Leo yang kemudian kembali melangkah naik ke atas dan melewati Ryan begitu saja, membuat lelaki itu hanya menggedikkan bahunya dan kembali turun ke bawah untuk menyusul Felicia yang sepertinya sudah berjalan lebih dulu keluar dari dalam villa.

"Rea, mau ikut?" Tanya Ryan yang menoleh ke arah Andrea yang masih duduk di tempatnya dan tersenyum padanya seraya menggelengkan kepalanya. Andrea juga melambaikan tangannya pada Ryan juga pada Felicia yang sudah berada di luar dan melambai padanya. Perempuan itu terlhat lebih bersemangat saat ini, mungkin karena ia mulai merasa jenuh jika harus terus berada di dalam villa dan menghabiskan waktu dengan handphone.

Andrea kembali terdiam ketika dua saudara itu sudah pergi dari villa itu, di saat yang bersamaan Likha menghampirinya dengan sebuah gelas yang kosong.

"Ambil minum?" Tanya Andrea pada Likha yang menganggukkan kepalanya berulang kali dan membuka kulkas untuk mengambil botol minuman dingin. Andrea hanya terdiam melihati Likha dan tidak berkata apapun hingga temannya itu menoleh ke arahnya dan menoleh ke arah pintu keluar.

"Siapa yang pergi ke luar?" Tanya Likha yang tidak melihat siapa orang yang tadi keluar dari villa dan hanya mendengar suara pintu tertutup, juga melihat Andrea yang sempat melambaikan tangannya tadi.

"Oh, itu… Ryan dan Felicia pergi keluar barusan!" Jawab Andrea yang menopang kepalanya dengan kedua tangannya yang berdiri di atas meja, ia melirik pada Likha yang terlihat kebingungan dan kembali bertanya.

"Ke mana? Mereka belanja?" Tanya Likha yang telah mengisi gelas miliknya dengan penuh dan kembali memasukkan botol minuman itu ke dalam kulkas.

Andrea mengangkat kedua tangannya dan bahunya, mengatakan jika ia tidak mengetahui kemana dua bersaudara sepupu itu pergi. "Mereka hanya bilang kalau mereka mau olahraga… Mungkin Jogging!" Jawab Andrea yang dengan santainya mengatakan pada Likha jika kedua teman mereka tadi pergi keluar untuk jogging.

Likha yang mendengar ucapan dari Andrea itu segera mendongak menatap ke arah jam yang ada di dinding, kemudian ia menggelengkan kepalanya dengan pelan dan berkata,

"Seriusan mereka jogging jam segini?!" Andrea baru saja mengalami de javu, di mana sebelumnya Leo lah yang mengatakan hal itu pada Felicia. Sehingga Andrea merasa penasaran, mengapa mereka memiliki persepsi yang sama.

"Memangnya gak boleh ya kalau lari pagi jam segini? Ini kan masih jam sembilan pagi?" Andrea setidaknya ingin mengetahui mengapa mereka terlihat tidak setuju, padahal menurut Andrea saat ini masih cukup pagi untuk mereka bisa berlari dan berolahraga.

Likha terdiam dan melirik pada Andrea, "hm... Gak tau sih! Tapi gue gak biasa kalau harus olahraga jam segini. Kurang aja gitu vibes nya!" Ucap Likha yang memberikan sebuah alasan yang tidak bisa di terima oleh Andrea, mungkin Andrea yang memang santai merasa bisa melakukan olahraga kapanpun tanpa harus melihat jam. Namun jika matahari benderang seperti sekarang ini, Andrea pun tak mau berolahraga.

"Mungkin karena mataharinya, ya?" Tanya Andrea pada Likha. Membuat perempuan itu mengangkat lainya dan melirik ke luar di mana cahaya matahari terlihat terik, dan sangat bersinar.

"Hmm… Mungkin." Jawab Likha yang menganggukkan kepalanya namun tidak begitu yakin jika memang karena hal itu.

Ryan dan Felicia memang telah berencana untuk berolahraga di hari ini, namun mereka tidak menyangka jika mereka akan pergi se-siang ini.

"Panas banget sih!" Ucap Felicia yang merasa sedikit terganggu dengan sinar matahari pagi itu. Tubuhnya tersorot dengan jelas ketika ia berlari bersama Ryan yang terdiam di sampingnya dan hanya tersenyum menimpali ucapan dari Felicia itu. Karena menurut Ryan itu bukanlah sebuah kalimat protesan yang menandakan Felicia tidak ingin berolahraga, namun hanya sebuah kata seru yang mengatakan jika ia kepanasan saat ini.

"Sinar matahari pagi itu bagus Fel! Nikmati saja!" Ucap Ryan yang kemudian kembali menatap ke depan mereka dan melihat seorang wanita yang berlari tepat di hadapan mereka, mengenakan jaket pink dan celana hitam. Wanita itu mengenakan topi berwarna senada dengan jaketnya dan tubuhnya terlihat sangat ramping.

"Siapa itu?" Tanya Ryan yang sangat penasaran dan terlihat tertarik dengan wanita yang berlari di depannya itu meski ia baru melihat figur itu dari belakang saja.

Felicia yang mendengar pertanyaan itu pun melihat ke depan dan tersenyum mengejek pada Ryan, sepupunya tersebut.

"Cie… Tertarik ya?" Tanya Felicia yang sukses membuat Ryan memberikan death glare padanya.

Felicia hanya tertawa pelan dan mempercepat langkahnya berlari agar bisa sejajar dengan wanita tersebut, sementara Ryan yang melihatnya hanya berharap-harap jika sang sepupu mau membantunya.

Felicia sudah berhasil mensejajarkan langkahnya dengan wanita itu, membuat wanita tersebut menoleh padanya. Satu hal yang ada di dalam benak Felicia ketika ia melihat paras dari wanita di sampingnya itu, 'Cantik.'

'Bisa aja tuh Ryan memilik cewek secantik ini! Feeling nya kuat banget sama cewe cantik!' Gumam Felicia di dalam hatinya seraya melirik ke belakang, ke arah Ryan yang masih mengikuti langkah mereka.

Felicia kemudian memberikan senyuman pada wanita itu, namun wanita yang terlihat seorang keturunan blasteran tersebut mengangguk dan berbelok ke arah sebuah toko, membuat Felicia ketinggalan langkah dan merasa terlanjur. Ia pun meneruskan langkah berlarinya, membuat Ryan yang melihatnya merasa kebingungan.

Lelaki itu mengejar Felicia hingga mensejajarkan langkah mereka dan bertanya, "kenapa lo? Kenapa gak tanya nama cewe itu sih?!" Protes Ryan yang merasa kehilangan kesempatan untuk mengetahui siapa nama, di mana rumah, dan nomor wanita tadi.

Sementara Felicia yang mendapatkan protesan itu, mengerutkan dahi dan merasa kesal pada sang sepupu. Ia pun berkata, "Lo aja sendiri sana! Orang tadi gue gak tau kalau dia mau belok ke toko itu!" Setelah mengatakan itu, Felicia melanjutkan langkah berlarinya meninggalkan Ryan yang mau tidak mau mengejar sang sepupu dan meneruskan olahraga mereka. Ia memilih untuk melupakan wanita tadi dan beranggapan jika memang bukan jodohnya.

*****


next chapter
Load failed, please RETRY

ギフト

ギフト -- 贈り物 が届きました

    週次パワーステータス

    Rank -- 推薦 ランキング
    Stone -- 推薦 チケット

    バッチアンロック

    目次

    表示オプション

    バックグラウンド

    フォント

    大きさ

    章のコメント

    レビューを書く 読み取りステータス: C44
    投稿に失敗します。もう一度やり直してください
    • テキストの品質
    • アップデートの安定性
    • ストーリー展開
    • キャラクターデザイン
    • 世界の背景

    合計スコア 0.0

    レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
    パワーストーンで投票する
    Rank NO.-- パワーランキング
    Stone -- 推薦チケット
    不適切なコンテンツを報告する
    error ヒント

    不正使用を報告

    段落のコメント

    ログイン