Sambil menggendong putranya ia mencoba untuk melatih cara tersenyum yang menawan. Sungguh hari pertama hidup di kota Malang ini sangat menyusahkan sekali. Ingin rasanya ia meminta pada sang pencipta untuk membuat anaknya ini lekas dewasa agar ada orang yang bisa membantunya bersih-bersih. Dan meskipun kini dia sudah menyelesaikan kegiatan bersih-bersih namun rasa pegalnya tak kunjung reda.
Bagaimana bisa dia merasa tak pegal kalau setelah ini di harus bisa keluar rumah untuk sekadar menyapa para tetangga. Tapi tapi, dia takut kalau nanti mereka tak bersikap ramah padanya. Sindi menurunkan putranya yang masih kecil mungil ini, uwah padahal tadi wajah anaknya itu tampak kusut sekali dan kini saat sudah tak berada dalam gendongannya sang putra malah tampak begitu bahagia. Atau ini efek dari masa pertumbuhannya ya?