Refi POV
Dari awal aku cukup paham bahwa ayah dan bunda memang tak begitu mengandalkan aku.
"Dia cantik, Dek. Kakak baru pertama kali melihat wanita secantik dan semanis dia. Nggak neko-neko, senyum saja jarang apa lagi buat masalah. Walaupun demikian kakak nggak ada niatan mundur, sejauh melangkah hanya ada dia. Lantas menurut kamu apakah kakak bisa membuat dia menjadi milik kakak?"
Sederet kalimat itu aku balas dengan gelak tawa, dulu. Sejak kecil di mataku kak Riki memang nggak lebih dari pengganggu dan pengacau saja. Di dekatnya adalah sebuah masalah yang nggak bisa dijelaskan dengan detail lagi hingga rasanya aku pun malas dekat dengannya. Bagiku bang Dimas jauh lebih hebat, dia laki-laki kuat nggak seperti kak Riki. Namun segalanya berubah sejak abang kuliah, dia jadi menyebalkan dan kerap kali aku memergokinya dengan beberap gadis SMP.