Xia Wanan tiba-tiba tidak bisa berkata apa-apa mendengar bahasa Han Jingnian yang tidak seperti biasanya dan hanya bergumam untuk menjawabnya. Kemudian dia langsung menutup pintu kamar mandi dan air matanya jatuh tak terkendali di detik berikutnya.
Dia dulu bermimpi kalau Han Jingnian bisa memperlakukannya dengan baik. Tapi sekarang dia justru merasa sangat takut saat Han Jingnian memperlakukannya dengan baik. Karena semakin Han Jingnian memperlakukannya dengan baik, semakin membuatnya merasa sedih, bersalah, dan menyalahkan diri sendiri.
Xia Wanan sedang berendam di bak mandi. Hatinya terasa seperti terkoyak oleh sesuatu semakin dia memikirkannya. Dia berteriak tanpa suara atas rasa sakit yang tak tertahankan ini. Dia menutupi dadanya dan mengubur kepalanya dalam tangannya, lalu mulai menangis tersedu-sedu.