"Gua mau ke ruang rawat kakak."
Baru saja tersadar dari pingsannya lima menit yang lalu, Gina yang kini masih dengan keadaan mengkhawatirkan, meminta kepada Nevan untuk mengantarnya kembali bersama Gian dan Gino.
Sedangkan Nevan yang selama satu jam menunggu gadis itu bangun, hanya terdiam di kursi tepat di samping Gina. Memandang gadis tersebut dalam diam, meski yang sebenarnya terjadi adalah pikirannya yang kini berputar mengenai apa yang harus ia katakan sekarang.
"Nevan, anterin gua buat ke ruang rawat kakak," ulang Gina saat hanya mendapatkan keterdiaman dari Nevan.
Kondisi mata Gina kali ini tidak separah beberapa waktu lalu tepatnya sebelum dirinya pingsan. Jarum infus yang entah sudah yang keberapa kali menusuknya juga selang oksigen yang sudah sangat biasa ia pakai, cukup membantu Gina memulihkan tubuhnya.
"Lu nggak mau nganterin gua?" Gina dengan segera berusaha untuk duduk. Tidak peduli akan rasa sakit yang menyerang kepalanya juga sekujur tubuh yang lemas.