Nevan terdiam di tempatnya bahkan setelah Gina masuk ke dalam kamar rawat yang ditempati kakaknya. Ia menatap lekat tempat gadis itu terakhir berdiri sembari mengucapkan kalimat berisi pemberitahuan.
Pemberitahuan yang amat penting dari seseorang yang mulai saat ini Nevan anggap berharga.
"Gina, ya?" Sebuah senyum manis terlukis di wajah tampan seorang Nevan. Ia kembali berbalik melanjutkan langkahnya yang tertunda.
Remaja laki-laki itu sama sekali tidak lagi menghiraukan donor darah yang sudah terlewat dari jadwal semestinya. Yang ia pikirkan sekarang ini hanyalah satu, yaitu gadis bernama Gina.
Seorang perempuan yang amat rapuh dan memiliki hati malaikat dibalik sikapnya yang terlihat kasar. Sifat yang Nevan yakini bukanlah sifat asli dari Gina, dilihat dari sorot mata yang penuh luka Nevan bisa memastikan bahwa kehidupan Gina memang seperti sebuah bunga.