Tangan Jean menyusuri setiap lekuk yang ada di tubuh Dominic. Mengitari dengan jarinya dan dengan gerakan sensual. Dominic memejamkan matanya menikmati setiap sentuhan Jean pada tubuhnya.
Jean tidak tahu kenapa melakukan hal itu. Seolah dirinya telah terhipnotis dengan tubuh atletis, dan seolah tubuh Dominic meminta untuk disentuh olehnya.
Tangan Jean semakin turun mengikuti lekuk tubuh Dominic. Sang empunya yg diperlakukan seperti itu hanya memejamkan matanya dan mendongakkan wajahnya.
Saat dimana tangan Jean sudah menyentuh bagian bawah milik Dominic dia menghentikan jarinya. Dominic mantap Jean yang juga sedang menatapnya dengan tatapan memuja.
Tangan Dominic lah yang kini mulai menjamah dimanapun titik sensitif wanitanya dengan sensual. Tangannya menyentuh bibir ranum Jean, lalu pindah ke leher jenjang Jean, dan terus kebawah sampai dimana tangannya siap untuk menangkup gundukan kembar itu.
Dominic tidak langsung menyentuh titik sensitif itu, dia hanya menatap tanpa melakukan apapun, sampai erangan tidak suka dari Jean membuatnya menyunggingkan senyumnya. Jean telah memberikannya lampu hijau.
Dominic pun dengan senang hati menantukup gundukan yang menurutnya semakin besar sejak enam tahun yang lalu dia menyentuhnya. Mungkin karena Jean pernah hamil, sehingga membuat tubuhnya semakin seksi.
Dominic memainkan gundukan yang masih dilapisi pakaian. Lagi-lagi Jean merintih meminta lebih. Dominic pun lagi-lagi menyanggupi permintaan Jean dengan senang hati.
Tangan Dominic masuk kedalam pakaian Jean dan bermain dengan yang ada dibalik pakaian itu. Jean memejamkan matanya. Tapi seolah sentuhan Dominic membuatnya kurang. Dia meminta lebih buka hanya sekedar tangannya saja yang bermain.
Dominic yang memang tahu jika Jean benar-benar diambang gairahnya pun dengan cepat menangkap sinyal itu. Dominic mengangkat pakaian Jean sebatas leher. Wajah Dominic mendekat kearah gundukan itu dan menghirup aroma kulit Jean yang begitu membuatnya sangat ingin terus menerus berada disitu.
Jean kesal karena Dominic hanya memperhatikan 'miliknya' saja tanpa melakukan apapun. Tangan Jean menyentuh kepala Dominic dan menekan kepalanya agar lebih mendekat kearah gundukan yang sudah siap untuk dimanjakan.
"Kau tidak sabaran, sayang." Dominic menggoda Jean.
Wajah Jean memerah karena ucapan Dominic. Jean memalingkan wajahnya untuk menutupi wajahnya yang seperti cabe merah. Dominic terkekeh melihat Jean yang sedang malu.
Tanpa menunggu lama, wajah Dominic pun mendekat dan melakukan hanya yang dinantikan oleh Jean. Lidah nya menyusuri setiap kulit Jean. Wajahnya ia taruh disela tengah-tengah gundukan itu. Menghirup dalam-dalam aroma yang sudah sangat ia rindukan enam tahun yang lalu.
Tidak puas sampai situ. Dominic menaikan bra hitam milik Jean hingga menunjukan gundukan kembar yang sangat indah di mata Dominic. Jean lagi-lagi memalingkan wajahnya karena Dominic menatap 'miliknya' yang sudah terekspos dengan sangat tajam.
"Sangat indah." Racau Dominic melihat betapa indahnya milik Jean didepan matanya.
Jean tidak menjawab apapun. Sungguh dia sangat malu. Sudah enam tahu lama nya dia tidak melakukan 'itu' bersama Dominic. Dan sekarang mereka ingin melakukan hal yang indah bersama kembali. Tapi sejujurnya, Jean ingin mendorong Dominic dan melepaskan diri dari kungkungan pria itu. Tapi tubuhnya berkata lain. Dia sangat merindukan sentuhan pria brengsek seperti Dominic.
Dominic kembali memainkan lidahnya ditempat favoritnya dulu. Melakukan dengan sangat-sangat lembut sehingga membuat sang empunya ingin menjerit untuk meminta Dominic lebih brutal.
Jean menutup mulutnya dengan satu tangan di mulutnya saat Dominic dengan sengaja menggigit sedikit lebih kuat di puncak merah muda nya. Jean menahan diri untuk tidak mengeluarkan suara sialan itu. Tapi pertahanannya tidak berlangsung lama saat Dominic menghisap nipple nya.
"Ah.." Dada Jean membusung saat Dominic dengan lihai nya vitamin di nipple miliknya. Kini tangan Dominic sudah nakal karena dengan tidak tahu dirinya mengelus paha mulus Jean.
Karena Jean masih mengenakan rok diatas lutut, membuat Dominic dengan mudah melakukan aksinya. Dominic mencari pengait rik itu untuk membukanya. Dan..
Kleek..
Satu sentuhan Dominic bisa membuka pengait itu. Setelah membuka nya, Dominic menurunkan rok milik Jean dan melepaskannya. Kini Jean bagian bawah Jean hanya ditutupi kain tipis untuk menutupi bagian dalamnya.
Mata Dominic semakin berbinar melihat milik Jean meski masih ditutupi kain tipis itu. Ingin sekali Dominic menarik dan merobeknya secara kasar karena sudah menutupi bagian yang sangat ia dambakan. Tapi Dominic menahan diri untuk melakukan itu karena dia ingin membuat wanita yang sedang dalam kungkungan nya menjerit menista lebih.
Kini Dominic menyusuri pangkal paha itu dengan gerakan sensual. Jarinya dengan nakal menyusuri setiap tempat sensitif. Sampai saat dimana Dominic tidak dapat menahan diri untuk tidak memasukan jarinya dibalik kain laknat itu.
Jean memejamkan matanya saat jari Dominic dengan sangat ahli memporak porandakan dinding pertahanannya untuk tidak mengeluarkan suara desahannya.
"Buka matamu. Aku ingin melihat betapa kau mendamba sentuhan ku." Kata Dominic kepada Jean, dan memintanya untuk membuka mata.
Jean menurut, dia membuka matanya dan menatap balik Dominic dengan mata sayu nya.
"Good Girl." Ucap Dominic kepada Jean yang menuruti perintahnya.
Dominic kembali mencium bibir Jean. Lalu turun kebawah, leher, gundukan Jean, perut, pangkal paha, lalu terakhir turun ketempat lembah yang sudah sangat lembab.
Tanpa menunggu lama, Dominic memajukan wajannya, lalu menelusuri setiap inci lembah itu dengan lidahnya tanpa ada rasa jijik sedikitpun. Tubuh bagian bawah Jean tidak bisa dikendalikan karena perlakuan Dominic. Sampai beberapa detik kemudian, Jean mencapai pelepasan pertamanya.
Nafasnya terengah, tubuhnya bergetar hebat. Pelepasan pertama setelah enam tahun yang lalu, dan orang yang membuatnya seperti itu, adalah orang yang sama.
Dominic membuka bagian bawahnya tanpa tersisa satu kain pun menempel pada tubuhnya. Jean memperhatikan Dominic. Tubuhnya berdesir hebat saat matanya melihat 'milik' Dominic yang sudah siap untuk bertempur.
"Kau menyukainya?" Goda Dominic lagi saat memergoki Jean sedang menatap 'miliknya'
Jean kembali memalingkan wajahnya karena malu sudah terpergok oleh Dominic karena sudah memperhatikan nya.
Dominic langsung mengunjungi kembali Jean saat dirinya sudah tidak mengenakan apapun. Tanpa menunggu lama Dominic langsung mengarahkan 'miliknya' dan melakukannya dengan perlahan.
Saat sudah sepenuhnya berada didalam Jean Dominic dian sejenak. Membiarkan tubuh Jean terbiasa dengan miliknya kembali. Lalu setelah itu Dominic mulai menggerakan tubuhnya dengan perlahan.
"Dia masih sama seperti saat pertama kali." Racau Dominic setelah sepenuhnya berada di 'dalam' Jean yang sempit.
Jean tida menjawab apapun racun Dominic. Mulutnya kembali ia tutupi dengan satu tangannya agar tidak mengeluarkan suaranya.
Dominic kesal karena Jean menahan diri. Dia pun menarik tangan Jean yang menutupi mulutnya. "Keluarkan, dan jangan kau tahan." Dominic memerintah Jean untuk tidak menahan diri mengeluarkan desahannya.
Jean pun menurut dan mengeluarkan desahan demi desahan akibat perlakuan Dominic yang memanjakannya dengan kenikmatan luar biasa.
Dominic mempercepat tempo geraknya karena dia sudah hampir mencapai pelepasannya. Jean pun semakin menggila karena Dominic. Tubuhnya mengikuti setiap pergerakan yang diciptakan oleh Dominic.
Hingga keduanya memekikkan namanya masing-masing tanpa sudah mencapai pelepasan.
Dominic membuang cairan itu kedalam rahim Jean. Bibirnya terangkat melihat peluh keringat yang keluar dari tubuh Jean. Nafas memburu dari Jean tanda dia memang menikmati setiap tempo yang diberikan Dominic.
Dominic melepaskan diri. Dia menutup tubuh polos Jean dengan selimut. Lalu setelah itu Dominic meninggalkan Jean yang sudah terlelap.
"Tumbuhlah, Alexy sudah tidak sabar memiliki adik." Ucapnya dengan seringai tercetak dibibirnya.
______________________
— 次の章はもうすぐ掲載する — レビューを書く