アプリをダウンロード
6.81% Bersuami Anak Mama / Chapter 6: Rencana Berpisah

章 6: Rencana Berpisah

"Ya sudah. Nanti selepas sekolah kita cari angin sedikit. Kamu memang teman yang baik, Sa," ucap Mosa.

"Halah, sudah seharusnya aku membantu kamu. Kamu makanya kalau ada apa-apa langsung ngomong saja. Nggak perlu aku yang interogasi duluan," tutur Raisa.

Setelah jam sekolah, Mosa dan Raisa menuju salah satu cafe yang dituju. Mereka memesan makanan dan minuman untuk menemani pergantian sore ke malam.

Mosa sedikit lega karena dia bisa punya kesempatan untuk mengutarakan isi hatinya selain kepada ibunya.

"Sa, coba ceritakan apa yang kamu ingin lakukan sekarang!" pinta Raisa.

"Dari awal menikah dia sangat cuek. Dia tidak ingin makan makananku. Dia selalu menghabiskan waktunya di rumah ibunya atau di masjid. Mungkin itu terlihat bagus tetapi dia tidak memperdulikan aku. Aku merasa bukan istri di sana, juga bukan pembantu. Aku seperti semut yang hanya numpang tinggal di rumahnya," jelas Mosa.

"Lalu apa dia pernah memberikan kamu uang? Atau dia peduli dengan kebutuhan kamu?" balas Raisa.

Mosa menggelengkan kepala. Terlihat cairan bening keluar dari ujung netranya. "Dia memberi uang 150 ribu rupiah saja," ucapnya.

"Ya Allah bener-bener, ya. Tindakan kamu benar, Mosa. Kamu pergi dari sana. Tidak ada yang bisa diberatkan. Lagipula kamu tidak pernah disentuh. Kalaupun kamu pisah dengannya kamu tidak punya masa iddah, lalu kamu mau gimana sekarang?" tanya Raisa.

"Aku masih banyak pertimbangan, di sisi lain aku juga tidak respek lagi sama suamiku dan juga keluarganya. Aku berfikir ingin pisah kalau memang tidak bisa dipertahankan. Mungkin lebih baik aku menjanda daripada harus tinggal di sana tapi tersiksa batin," keluh Mosa.

"Kamu benar. Tapi jangan buru-buru, setidaknya kamu beri waktu dia dulu. Kalau tidak ada itikad baik sebaiknya kamu mengajukan gugatan saja," usul Raisa.

"Ya mungkin nanti aku akan memikirkan kembali. Saat ini aku masih fokus untuk menyegarkan fikiran dulu. Tiga hari di sana rasanya aku sanga tersiksa. Tidak ada yang mau membela aku," lanjut Mosa.

"Kita sekarang jangan ngomongin yang bikin kamu nyesek deh. Lebih baik kita ngomongin yang lain saja. Ini makanannya juga enak loh, aku pernah ke sini sebelumnya," sahut Raisa, ia tidak ingin mengatakan pernah ke sana sebelumnya dengan suaminya. Ia tidak ingin menyinggung Mosa yang sedang bermasalah.

Di rumah Roni, ia sedang senang karena Mosa pulang tanpa diusir. Sebenarnya ia sendiri tidak berminat menikahi Mosa. Karena Mosa dinilai tidak pandai berdandan. Roni menginginkan perempuan yang pintar berdandan agar jika bertemu dengan temannya dia merasa bangga memiliki istri yang cantik.

Mengusir kesuntukan dia ke rumah ibunya. Tiba di rumah ibunya dia duduk di ruang tamu.

"Kamu kenapa? Mikirin istrimu yang nggak tahu diri itu?" tanya Sarni.

"Enggak, ngapain juga mikirin dia?" balas Roni.

Saat itu hanya Roni dan ibunya saja di rumah.

"Iya. Benar kamu, Ron. Ngapain mikirin dia. Ceraikan sajalah Mosa itu. Nggak ada bagus-bagusnya. Masih banyak perempuan yang mau sama kamu. Apalagi kamu banyak uang dan punya rumah," timpal Sarni.

"Iya. Tapi aku nggak mau yang nggugat, biar dia saja. Aku nggak mau kalau aku nggak hadir justru cepat prosesnya," sahut Roni.

Ayah Roni masih belum pulang, sehingga Roni pun nyaman di rumah ibunya. Roni memikirkan akan bercerai saja dengan Mosa. Karena menikah dengan Mosa tidak memberikan efek apa-apa baginya.

Menurut Roni biarlah yang dia keluarkan untuk menikahi Mosa hilang begitu saja lagipula barang pemberiannya tidak terlalu mahal.

Sore harinya Karno mendapati ternyata Mosa sudah tidak berada di rumah Roni dari Sarni.

"Memang kenapa Mosa kok tiba-tiba pulang?" tanya Karno.

"Sejak awal memang aku nggak suka sama dia, Bapak sih yang maksa-maksa Roni buat menikah sama dia," sahut Sarni sinis. Ia merasa keputusan Mosa pergi dari rumah memang benar.

"Aku kasihan sama Mosa, keluarganya sudah berantakan, dia kan berhak bahagia juga," ucap Karno merasa kasihan kepada Mosa.

"Halah ngapain dikasihani anak seperti itu. Lagian Bapak juga maksain, Roni juga nggak minat. Sekarang dia belum apa-apa sudah berstatus duda. Tapi Ibu yakin nanti dia pasti dapat jodohnya. Karena Mosa bukanlah jodohnya. Banyak perempuan yang antri mau jadi istri Roni jadi Bapak nggak usah khawatir lagi! Dan Ibu minta Bapak jangan lagi mengatur Roni mau menikah dengan siapa atau kejadiannya akan seperti ini lagi," ancam Sarni.

"Yah, waktu itu yang mengenalkan Mosa ke kita ya Roni kenapa sekarang malah Bapak yang disalahkan begini," balas Karno.

"Karena Bapak nggak bilang sebelumnya kalau orang tuanya berantakan. Kalau bilang dari awal pasti hal ini nggak akan terjadi, Pak,'' sahut Sarni kesal.

"Ya sudah kalau memang jadinya begitu. Semoga Roni dan Mosa bisa menemukan jodohnya masing-masing," ucap Karno.

Dua minggu berselang Mosa menunggu itikad baik dari Roni tetapi tidak kunjung ada kabar. Ia sendiri sudah lelah dengan pernikahan itu. Sesuai saran Raisa, ia akan menunggu paling tidak 2 minggu lagi kalau memang masih sama terpaksa Mosa akan menggugat Roni di pengadilan.

Mosa menikmati kegiatannya di rumah maupun di sekolah. Ia merasa lega karena tidak lagi bersama suami yang jahat. Tetapi belum benar-benar lega jika belum resmi berpisah.

Dua minggu berikutnya ternyata tidak ada kabar sama sekali dari Roni. Mosa sangat yakin jika harus benar-benar berpisah. Sudah tidak ada lagi yang bisa dipertahankan.

Hari itu Mosa izin dari sekolah, ia pergi ke pengadilan untuk mengajukan gugatan kepada Roni. Mosa tidak berangkat sendiri melainkan bersama Mira.

Mira sudah pasrah dengan pernikahan Mosa, karena jika dilanjutkan akan lebih membuat Mosa tersiksa. Ia rela anaknya menjadi janda seperti dirinya, daripada harus tersiksa batin terus menerus.

Meskipun status janda dianggap miring di masyarakat, tetapi untuk kebaikan Mosa, Mira mendukung Mosa saja.

Setelah selesai mengajukan gugatan, petugas memberikan pengarahan nantinya akan ada panggilan yang harus didatangi oleh kedua belah pihak.

Mosa mengerti dan kemudian ia mengajak Mira untuk makan di luar saja. Karena jarang sekali Mosa mengajak Mira makan di luar.

"Bu, maaf, karena aku sudah membuat Ibu kecewa dengan keputusanku untuk berpisah dengan Mas Roni," ujar Mosa.

"Tidak. Ibu tidak kecewa, Ibu tahu perasaan kamu bagaimana. Ibu mendukung keputusan kamu. Semoga dipermudah dan nantinya kamu akan mendapatkan pengganti Roni yang lebih baik," sahut Mira.

"Sepertinya setelah ini aku nggak mau memikirkan untuk menikah lagi. Aku mau fokus sama Ibu dan juga adik. Aku masih trauma sama pernikahan," imbuh Mosa.

"Jangan begitu, Mosa. Masa depan kamu masih panjang. Jangan halangi siapa pun untuk mendekati kamu. Ibu yakin kalau memang jodoh nggak akan kemana. Sebaiknya setelah ini kamu menata hati kamu lagi," saran Mira.

"Coba lihat nanti, Bu. Ini juga masih mengajukan gugatan. Aku sudah nggak punya perasaan apa pun terhadap Mas Roni. Aku begitu percaya dengan ucapannya sebelum menikah lalu dia membuang aku begitu saja. Rasanya sangat perih,'' keluh Mosa.

"Sabar, Mosa. Semua perbuatan buruk pasti akan ada balasannya begitu juga dengan perbuatan baik. Untungnya kalian tidak memiliki anak, kalau punya nanti kalian masih harus berkomunikasi dan menjalin hubungan demi anak kalian. Tetapi takdir memang seperti ini. Syukurlah Mosa,'' ucap Mira.

"Iya, Bu. Meskipun aku tidak tahu rasanya indahnya pernikahan tetapi setidaknya aku tahu rasa perihnya. Entah kapan aku bisa mendapatkannya yang jelas aku ingin membuat Ibu bahagia," sahut Mosa.

Mira merasa lega jika Mosa ada keinginan untuk mau membuka hatinya kembali. Nira tahu rasanya berpisah seperti apa. Karena dirinya pun pernah merasakannya. Tetapi bedanya Mira sudah memiliki 2 anak yaitu Mosa dan adiknya.

Tidak mudah memang berpisah dari pasangan. Ada rasa sayang atau memiliki momen indah bersama. Seperti Mira dahulu dengan ayah Mosa. Meskipun begitu Mira sudah bisa ikhlas dengan semua yang terjadi.

Setidaknya Mosa tidak merasakan perih yang berlebih seperti dirinya dulu. Karena Mosa belum pernah merasakan indahnya pernikahan bersama Roni.


next chapter
Load failed, please RETRY

ギフト

ギフト -- 贈り物 が届きました

    週次パワーステータス

    Rank -- 推薦 ランキング
    Stone -- 推薦 チケット

    バッチアンロック

    目次

    表示オプション

    バックグラウンド

    フォント

    大きさ

    章のコメント

    レビューを書く 読み取りステータス: C6
    投稿に失敗します。もう一度やり直してください
    • テキストの品質
    • アップデートの安定性
    • ストーリー展開
    • キャラクターデザイン
    • 世界の背景

    合計スコア 0.0

    レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
    パワーストーンで投票する
    Rank NO.-- パワーランキング
    Stone -- 推薦チケット
    不適切なコンテンツを報告する
    error ヒント

    不正使用を報告

    段落のコメント

    ログイン