Sungguh, itu adalah hal yang sama sekali tak pernah dibayangkan oleh Allail. Dirinya yang belum pernah mendapatkan penolakan dari Rea, itu merasakan ada sesuatu yang berbeda.
Padahal Rea itu adalah wanita yang selalu maju terlebih dahulu, jika ada apapun yang yang membuatnya tertarik.
"M-maaf." Satu kata yang dia ucapkan di depan Allail langsung membuyarkan pikirannya. Pikirannya blank seketika.
"Oh ya, aku pergi dulu ke kelas. Maaf!"
"R-REA. Tunggu!" Zail berusaha meraih tangan Rea, namun dia pun sudah terlanjur pergi menjauh dari kantin itu dan langsung sampai ke luar sana.
***
Sepanjang perjalanan Rea hingga sampai ke kelasnya itu, dia selalu membayangkan wajah Allail yang terlihat tak terima dengan apa yang dia lakukan di kantin tadi.