Adolfo dan Vega menyerang Ridwan secara bersamaan. Pemuda bertindik telinga tidak peduli dengan semuanya. Selama dia bisa membalaskan dendam pada mereka, itu sudah lebih dari cukup. Kobaran api kecil berkibar di area sekitarnya, menyebar ke segala penjuru. Ridwan mengacungkan senjata 1911. Dua buah peluru melesat pada Vega dan Adolfo. Malahan, keduanya dengan mudah menghindar. Serasa mereka hanyalah bermain-main semata. Miranda berlari sekencang-kencangnya. Melancarkan aksi pukulan. Serangan tinju terus dilakukan. Mendaratkan pukulan dari tiap sisi berbeda. Tetapi Vega hanya menggerakkan separuh badannya saja. Sedangkan Adolfo menahan serangan di akhir.
Miranda mundur ke belakang. Tarikan napas keluar dari mulutnya. Memasang kuda-kuda untuk menyerang balik. Kedua bola matanya terfokus pada pola serangan yang diluncurkan.