Tik tik tik
"Ugh."
Suara ketikan di atas keyboard membuat Leony terusik.
Leony mengucek matanya pelan. Di dalam kamar yang remang-remang cahayanya, ia terbangun dan menyibak selimut putih yang menutupi tubuhnya.
Gadis bersurai coklat itu duduk di tepi kasur dengan wajah yang masih mengantuk, bahkan tubuhnya agak oleng ketika ia paksakan berdiri. Rupanya ia masih belum mengumpulkan seluruh kesadarannya ketika memutuskan untuk bangkit dari kasur yang ia tempati tersebut.
Cahaya mentari belum bertamu di jendela kamar itu, menandakan kalau pagi belum tiba menyapa ranah Jepang. Dilirik Leony jam dinding yang terus bergerak jarumnya menunjuk angka demia angka yang ada di sana.
'Jam 1 malam?' Leony membatin tak percaya.
Tidak, bukan karena ia merasa malam terlalu panjang. Tapi yang membuat ia melongo adalah sosok lelaki bersurai kuning yang tak lain adalah Abare masih berkutat di depan notebook yang menyala dan menampilkan sebuah program yang entah itu apa.