Hari ke lima.
Malam kosong tanpa bintang, langit yang selalu terlihat seperti lukisan itu kini seperti kertas polos yang tak terisi oleh apa pun.
Dan, sosok pria yang duduk di sebuah balkon memiliki tatapan yang sama kosongnya dengan langit di atasnya. Pria itu hanya duduk, sesekali menghela napas berat dan panjang.
"Tuan," Rayyan menghampiri pria tersebut. Ia tampak cemas, mengkhawatirkan kesehatan tuannya itu.
"Sebaiknya Tuan istirahat, ini demi kebaikan Tuan sendiri dan saya yakin Nona tidak ingin melihat Tuan dalam keadaan seperti ini," nasihat Rayyan.
Ekor mata Malik melirik sekilas, lalu kembali termenung dalam pikirannya.
Anna memang istrinya, tetapi ingatan wanita itu bukanlah ingatan istrinya. Terkadang dia merasa asing, terkadang dia merasa bingung. Ia ingin Anna kembali seperti dirinya dahulu, tetapi apakah itu bisa?
Apakah itu mungkin?
Malik memijit pelipisnya. Mencoba untuk bersabar lagi, walau rasanya sangat berat dan sulit.