Setelah melepas kepergian Aditya. Ditatapnya istri tercinta dengan tatapan yang tak biasa. "Sayang, kita masih mempunyai banyak waktu berdua. Tidam seharusnya ku mengusir, Aditya."
"Ini bukan tentang kita, sayang."
"Terus?"
"Tapi, tentang hubungan mereka berdua. Aditya - Tamara, harus menyelesaikan kesalahpahaman di antara mereka."
"Aku tidak mengerti maksud mu, sayang."
"Itulah laki - laki. Tak pernah peka dengan perasaan wanita. Apa iya segala sesuatunya harus dijelaskan secara mendetail."
"Dan laki - laki bukan dukun yang bisa menebak perasaan wanita. Kenapa juga harus tiba - tiba diam, ngambek, mogok bicara lalu, pergi begitu saja? Semuanya kan bisa dibicarakan secara baik - baik. Semua hal harus bisa dilogika."
"Laki - laki pakai logika. Wanita pakai perasaan. Untuk itulah kalian para lelaki harus bisa memahami perasaan wanita." Bantah Amira tak mau kalah.
Hai, guys!! Terima kasih ya masih setia menunggu kelanjutan dari cerita Amira. Dukung selalu dengan memberikan power stone atau komentar supaya cerita ini lebih baik lagi. Terima kasih. Peluk cium for all my readers. HAPPY READING !!