Kini, habis sudah kesabaran yang coba ditahannya sedari tadi. Rahang tegas mengeras, sorot mata berubah nyalang, bibir mengetat, kedua tangan mengepal erat hingga terdengar suara gemelatuk gigi. Seharusnya bermanjakan akan perubahan ekspresi Louis yang seperti ini membuat Amira takut. Sayangnya, hal tersebut tak juga mengusik wanita keras kepala dengan ego tinggi tersebut.
Amira mendongak dengan tatapan menantang. "Dasar manusia menjijikkan! Lelaki hina seperti mu memang tidak pantas disebut sebagai manusia. Dasar tidak berakhlaq!"
Hai, guys!! Terima kasih ya masih setia menunggu kelanjutan dari cerita Amira. Dukung selalu dengan memberikan power stone atau komentar, karena itu sangat berarti buat kelanjutan dari cerita ini. Terima kasih. Peluk cium for all my readers. HAPPY READING !!