Arsa memperhatikan kedua orang tuanya dan tatapannya kembali pada tiga foto yang berada di atas meja. terdengar suara helaan nafas Arsa membuat kedua orang tuanya saling pandang. walau mereka tau pasti apa jawaban yang akan di berikan putra sulungnya. namun mereka masih tetap mencobanya.
"Maafkan Arsa Ayah, Mam. Arsa tidak bisa. terlebih mereka yang sudah aku anggap seperti saudara sendiri." Kata Arsa lagi. membuat mereka tersenyum.
"Tidak perlu meminta maaf sayang. kami mencoba apakah kamu mau menerima perjodohan ini atau tidak. dan kami sebagai orang tuamu tidak akan memaksa, semua keputusan ada padamu. karena kamu yang akan menjalaninya bukan kami. tapi ... Mama minta bisakah kamu melupakannya." Arsa yang menatap wajah Mila, wanita yang tidak lagi muda namun paras cantik dan tubuhnya seperti wanita berusia tiga puluh. wanita yang telah melahirkan dirinya.